Pihak Sekolah Dukung Kebijakan Pemprov Jabar, Murid Kecewa Study Tour yang Dinanti-Nanti Dibatalkan
haluanberitarakyat.com Bekasi, 28 April 2025 – Viralnya video protes orang tua murid terkait pengembalian uang…
haluanberitarakyat.com Bekasi, 28 April 2025 – Viralnya video protes orang tua murid terkait pengembalian uang…
Jakarta, 20 Mei 2025 – HaluanBeritaRakyat | Mohamad Rohman
Bayangkan Jakarta tanpa deru knalpot hijau-hitam. Tanpa kiriman makanan yang datang di tengah hujan. Tanpa paket yang tiba meski malam telah larut. Besok, semua itu mungkin tak terjadi. Tapi bukan karena gangguan sistem, melainkan karena sebuah keputusan kolektif: mematikan aplikasi demi menyalakan kembali keadilan.
Hari ini, lebih dari 25 ribu driver ojek online bersatu. Mereka turun ke jalan. Bukan sekadar demo. Tapi untuk menyatakan cukup sudah. Bahwa mereka bukan sekadar pekerja digital tanpa suara. Bahwa mereka bukan bagian dari statistik logistik. Bahwa mereka adalah manusia—yang kecewa, muak, dan ingin didengar.
“Ini bukan demo biasa. Ini perlawanan terbesar terhadap ketidakadilan digital yang terus menggerus martabat pengemudi Ojek Online. Negara tak boleh diam!”
— H. Fauzi, Sekjen DPP Madas Nusantara
Lima Luka, Lima Tuntutan
Ada lima tuntutan yang dibawa para pengemudi, dan semuanya menyentuh inti persoalan sistemik:
Sanksi Tegas untuk Aplikator Nakal
Aplikator yang melanggar regulasi Permenhub PM 12/2019 dan Kepmenhub KP 1001/2022 harus ditindak. Negara tak boleh lagi menjadi penonton.
DPR Harus Turun Tangan
Komisi V DPR RI didesak menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) terbuka—bukan lagi lobi tertutup. Suara driver harus masuk ke ruang kebijakan.
Potongan Aplikasi Maksimal 10%
“Kami bukan sapi perah digital,” kata Raden Igun Wicaksono, Ketua Umum Garda Indonesia. Mereka ingin potongan aplikasi ditekan, agar hidup tak selalu di bawah garis aman.
Hapus Skema Diskriminatif
Sistem tarif dan prioritas yang tidak adil seperti “slot”, “hemat”, dan “auto cancel” harus dihapus. Algoritma tak boleh jadi alat penindas.
Tarif Delivery Harus Adil
Tarif makanan dan barang mesti ditentukan bersama asosiasi driver, regulator, dan YLKI. Ini bukan hanya urusan bisnis, tapi soal kelangsungan hidup.
Aksi hari ini dinamai “Offbid Nasional”. Dari pukul 00.00 hingga 23.59, aplikasi akan dimatikan serentak. Sebuah pesan simbolik: bahwa tanpa driver, ekosistem digital lumpuh.
“Jangan pesan ojol dulu, tolong dukung kami sehari saja,” seruan Igun menggaung di media sosial. Ini bukan sekadar ajakan, tapi seruan solidaritas nasional.
Ribuan driver akan menyebar ke titik-titik kekuasaan:
Kementerian Perhubungan
Gedung DPR RI
Istana Negara
Kantor pusat aplikator
Kawasan bisnis elite
Mereka membawa pesan yang tak tertulis dalam kontrak kerja: bahwa manusia harus lebih dihargai daripada algoritma.
“Kami ORMAS Madas Nusantara mendukung penuh perjuangan pengemudi online. Mereka bukan lawan teknologi, tapi korban dari model ekonomi digital yang timpang. Negara wajib hadir bukan sebagai juru damai, tapi sebagai pembela hak yang diinjak,”
— H. Fauzi, Sekretaris Jenderal DPP Madas Nusantara
Pernyataan tegas itu menggarisbawahi esensi aksi: bahwa pengemudi bukan menolak modernisasi, tapi menolak ketidakadilan yang dibungkus inovasi.
Aksi ini adalah refleksi. Bahwa di balik kemudahan satu klik aplikasi, ada ribuan peluh, tangis, dan kadang caci maki. Bahwa di balik kecepatan digital, ada kerja keras manusia yang tak selalu dihargai.
Jika hari ini mereka dimatikan oleh sistem, maka besok mereka menyalakan suara mereka sendiri.
Dan itu tak akan mudah dibungkam.
Foto Gambar Ilustrasi