Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Oleh Mohamad Rohman – HaluanBeritaRakyat.com
Jakarta, 30 Juni 2025. Di tengah dinamika sosial dan tuntutan zaman yang kian kompleks, harapan besar kembali dipanjatkan kepada institusi yang menjadi garda depan penjaga ketertiban dan keadilan. Memasuki usia ke-79 pada 1 Juli 2025, Polri diharapkan semakin memperkuat jati dirinya sebagai pengayom, pelayan, sekaligus sahabat masyarakat.
Ketua Dewan Pers, Komarudin Hidayat, menyampaikan ucapan selamat sekaligus harapan mendalam atas peringatan Hari Bhayangkara tahun ini. Dalam pernyataannya, ia menekankan pentingnya membangun citra Polri yang kredibel, humanis, dan dekat dengan rakyat.
“Saya, Komarudin Hidayat, Ketua Dewan Pers, mengucapkan selamat Hari Bhayangkara ke-79 tahun 2025. Dengan mengusung tema ‘Polri Untuk Masyarakat’, saya berharap Polri ke depan semakin dicintai rakyat karena kredibilitas dan pelayanannya yang tulus,” ungkapnya, Senin (30/6/2025).
Menurut Komarudin, kredibilitas tidak dibangun dalam sehari. Ia lahir dari kesetiaan kepada amanat rakyat, profesionalisme yang konsisten, serta keberanian untuk terbuka dan mendengar. Maka dari itu, kehadiran Polri hendaknya tidak menimbulkan rasa takut, melainkan rasa aman dan kepercayaan.
“Polisi yang ideal bukan yang ditakuti, tetapi yang dicari rakyat saat mereka butuh perlindungan dan keadilan. Polisi harus menjadi sahabat masyarakat, bukan bayang-bayang kekuasaan,” tegasnya.
Dalam konteks dunia yang serba digital dan masyarakat yang semakin kritis, Komarudin juga mengingatkan pentingnya transformasi komunikasi Polri dengan publik. Transparansi, akuntabilitas, dan pendekatan yang partisipatif menjadi kunci utama untuk menjaga kepercayaan publik.
Tema peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Polri Untuk Masyarakat, menurutnya bukan hanya slogan, tetapi panggilan moral. Dalam konteks demokrasi, Polri bukan hanya penjaga keamanan, tetapi juga instrumen keadilan sosial.
“Polri akan selalu menjadi pintu pertama yang diketuk rakyat saat mereka menghadapi persoalan. Maka, Polri harus terus membenahi sistem pelayanan, memperkuat integritas internal, dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,” lanjut Komarudin.
Ucapan dan harapan Ketua Dewan Pers ini bukan sekadar seremonial. Ia mewakili kegelisahan dan harapan banyak warga bangsa: bahwa aparat keamanan harus menjadi pelita, bukan bayang-bayang.
Di usia ke-79 ini, momentum Hari Bhayangkara menjadi waktu refleksi: sudahkah Polri benar-benar hadir untuk rakyat?
Jika jawabannya “belum”, maka sekarang adalah saat terbaik untuk berubah. Jika jawabannya “sudah”, maka tantangannya adalah menjaga dan meneguhkan kepercayaan itu dengan kerja nyata.