“Menjadi Bhayangkara di Tengah Warga: Inovasi Latja Polwan 2025 Menjawab Tantangan Zaman”

Minggu, 18 Mei 2025 09:59:22

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Oleh Tim Redaksi Haluanberitarakyat.com| Mohamd Rohman

“Latja ini bukan sekadar pelatihan, tetapi laboratorium pengabdian nyata. Kami ingin setiap siswa tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan komitmen mengawal Asta Cita Pemerintah.”

Kombes Pol. Dr. Melda Yanny, S.I.K., M.H., Kepala Sepolwan

Jakarta —18 Mei 2025

Di balik seragam dan barikade pengamanan, Polwan generasi baru tengah menjemput perubahan. Sebanyak 456 siswa Polwan mengikuti Latihan Kerja (Latja) Bintara Polwan Angkatan ke-57 dan Bakomsus Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat 2025. Tapi bukan di kelas, bukan di barak. Mereka live-in di tengah desa—hidup bersama warga, belajar dari kehidupan nyata.

Latja ini bukan sekadar formalitas tahunan. Untuk pertama kalinya, format pelatihan kepolisian digabungkan dengan pendekatan humanistik dan multidisiplin, mengusung semangat community policing yang sejati.

Dari Simulasi Kriminal hingga Edukasi Gizi

Selama 10 hari (14–23 Mei 2025), para siswa tidak hanya mengasah kemampuan teknis: simulasi penanganan kejahatan, patroli integratif, atau manajemen konflik. Tapi juga:

  • Mengukur antropometri balita dan remaja guna mendeteksi dini stunting.

  • Mendampingi kelompok tani dan UMKM, bahkan memasarkan produk lokal secara digital.

  • Mengedukasi pola hidup sehat dan pencegahan malnutrisi.

  • Menggelar bakti sosial, dari penanaman pohon, korvei di rumah ibadah, penyuluhan sekolah, hingga kunjungan ke PKK dan pengajian ibu-ibu.

“Kami belajar jadi polisi bukan hanya dengan senjata, tapi dengan hati,” ungkap Siswa Polwan Ayu Wulandari saat menyambangi komunitas nelayan di pesisir utara.

SPPG POLRI: Di Mana Gizi Bertemu Polisi

Sebagian peserta Latja juga dikirim ke Sekolah Pembentukan Perwira Gizi (SPPG) POLRI. Di sana, mereka tidak hanya belajar teori Manajemen Beban Gizi (MBG), tetapi juga menyusun kebijakan gizi berbasis data wilayah. Ini adalah wujud konkret integrasi antara institusi keamanan dan misi kesehatan nasional.

“Di masa depan, Polwan tak sekadar menjaga jalan dan menangkap pelaku. Mereka akan berdiri di tengah masyarakat sebagai penjaga kehidupan — pangan, gizi, dan keadilan,” ujar Kombes Pol. Melda dengan penuh keyakinan.

Asta Cita: Pendidikan POLRI di Tengah Revolusi Sosial

Program ini menjawab salah satu tantangan besar dalam Asta Cita: membangun manusia Indonesia unggul yang berdaya saing global, sekaligus peka terhadap dinamika lokal. Dalam bahasa yang lebih lugas: Polwan masa depan harus mampu menjadi penghubung antara hukum dan kemanusiaan.

Alih-alih mendidik polisi yang kaku dan birokratis, Polri kini mendorong lahirnya agen perubahan (change agent) yang tangguh, empatik, dan inovatif. Kolaborasi dengan Bakomsus Ketahanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat menjadi bukti bahwa reformasi pendidikan kepolisian sedang bergerak ke arah yang lebih inklusif dan visioner.

Laboratorium Hidup di Desa

Program live-in menjadi magnet perubahan paling terasa. Selama tinggal bersama warga, para siswa tidak hanya merasakan denyut kehidupan rakyat, tetapi juga menghadirkan solusi konkret:

  • Di Desa Sukamurni, siswa Polwan memfasilitasi pemasaran online produk keripik pisang lokal.

  • Di Kampung Jaya, mereka menginisiasi urban farming berbasis daur ulang limbah rumah tangga.

  • Di SD Cendrawasih, mereka mengajarkan cara membaca label gizi dan membuat makanan sehat murah meriah.

Penutup: Polwan Bukan Sekadar Profesi, Tapi Pengabdian

Latja 2025 adalah lebih dari sekadar program pelatihan. Ia adalah refleksi dari wajah baru Polri: lebih inklusif, partisipatif, dan kolaboratif.

Di masa depan, seorang Polwan tidak hanya hadir saat krisis, tetapi juga hadir untuk memberi harapan. Dari desa, sekolah, pasar, hingga ruang digital—mereka hadir sebagai pelayan rakyat yang profesional, berwawasan luas, dan menjunjung tinggi kemanusiaan.

“Kami dilatih untuk memahami rakyat, karena kami bagian dari rakyat. Polisi bukan hanya penegak hukum, tapi penjaga harapan.”

— Siswa Polwan, dalam buku catatan harian Latja 2025



📎 Sumber berita dan dokumentasi: POLDA METRO JAYA

banner-website

Viral

Populer