Hari Anak Nasional 2025, Bareskrim Polri Ajak Anak Bermain dan Bersuara: Negara Hadir Lindungi Masa Depan Bangsa

Rabu, 23 Juli 2025 04:16:15

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Oleh: Paras | Editor: Mohamad Rohman

HaluanBeritaRakyat.com. Jakarta, 23 Juli 2025 — Dalam suasana penuh keceriaan dan haru, Direktorat Tindak Pidana Pelindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang (PPA dan PPO) Bareskrim Polri memperingati Hari Anak Nasional (HAN) 2025 dengan cara yang berbeda dan menyentuh: mengajak anak-anak bermain dan menyuarakan haknya di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pesona, Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (23/7).

Tidak sekadar seremoni, kegiatan ini menjadi bentuk nyata hadirnya negara — melalui Polri — dalam memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dalam ruang aman, inklusif, dan penuh kasih sayang.

Anak-anak yang hadir terlihat antusias mengikuti beragam permainan tradisional, lomba edukatif, hingga sesi “Rise and Speak” — sebuah ruang bebas di mana mereka didorong untuk berani menyuarakan pendapat, mimpi, dan harapan mereka, tanpa rasa takut.

Polri Tak Hanya Menindak, Tapi Juga Merangkul

Direktur Tindak Pidana PPA dan PPO Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah, S.I.K., M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa anak adalah amanah yang tak ternilai. Dalam suasana yang penuh kehangatan, ia menyampaikan pesan penting:

“Izinkan saya menyampaikan rasa hormat dan kasih sayang yang tulus untuk seluruh anak-anak Indonesia, harapan masa depan bangsa. Anak-anak adalah aset paling berharga yang harus kita jaga. Mereka berhak tumbuh dalam lingkungan yang aman, penuh cinta, dan bebas dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi.”

Brigjen Nurul menambahkan bahwa tugas Polri bukan semata soal penindakan, tetapi juga menjalankan pendekatan humanis dan berpihak pada kepentingan terbaik bagi anak.

“Kami hadir bukan hanya sebagai penegak hukum, tapi juga pelindung, pendengar, dan penggerak perubahan. Perlindungan anak harus berbasis kasih sayang, bukan sekadar hukum.”

Lebih dari Edukasi, Ini Tentang Harapan

Kegiatan ini dirancang bukan hanya sebagai program seremonial, tetapi sebagai platform perubahan sosial. Anak-anak yang sering kali tidak punya ruang untuk berbicara, kali ini mendapat panggung untuk didengar — oleh aparat, oleh publik, oleh negara.

Melalui sinergi antara aparat penegak hukum, komunitas, dan masyarakat, Bareskrim Polri mengirimkan pesan jelas: masa depan bangsa ditentukan dari bagaimana kita memperlakukan anak hari ini.

“Mari kita wujudkan Indonesia yang benar-benar ramah anak, di mana setiap tawa, suara, dan mimpi mereka tumbuh tanpa batas,” tutup Brigjen Nurul Azizah.

Simbol Keberpihakan Nyata

Kegiatan ini adalah simbol bahwa perlindungan anak bukan hanya soal pasal hukum dan pelaporan, melainkan juga soal kehadiran negara dalam bentuk yang paling membumi: bermain bersama, mendengarkan, dan membangun rasa aman sejak dini.

banner-website

Viral

Populer