Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Oleh Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi
Haluanberitarakyat.com | Jakarta, 15 Agustus 2025
Setelah suara tepuk tangan panjang menutup Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR-RI serta Sidang Bersama DPR-RI dan DPD-RI di Gedung Nusantara, suasana ruang sidang yang semula penuh wibawa perlahan berubah menjadi hangat dan cair. Presiden Prabowo Subianto, yang sebelumnya berbicara penuh semangat tentang visi dan agenda bangsa, melangkah turun dari podium. Bukan untuk meninggalkan ruangan, melainkan untuk menyapa satu per satu tokoh bangsa dan tamu internasional yang hadir.
Presiden Prabowo terlebih dahulu menyalami pimpinan lembaga negara: Ketua MPR RI Ahmad Muzani, Ketua DPR RI Puan Maharani, serta Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin. Kehangatan terpancar dari jabat tangan dan senyum tulus yang mengiringinya.
Namun sorotan publik benar-benar tertuju ketika Prabowo menghampiri barisan para Presiden dan Wakil Presiden RI terdahulu.
Satu per satu ia jabat tangan dengan penuh hormat: Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden ke-7 RI Joko Widodo, Wakil Presiden ke-6 RI Try Sutrisno, hingga Wakil Presiden ke-11 RI Boediono.
Momen itu menyiratkan pesan kuat: bahwa kepemimpinan bangsa adalah estafet lintas generasi yang dibangun dengan rasa hormat, bukan sekadar pergantian kekuasaan.
Tidak berhenti pada tokoh nasional, langkah Presiden Prabowo berlanjut menuju barisan tamu internasional. Di sana, ia menyapa Ketua Parlemen negara-negara ASEAN serta sejumlah duta besar sahabat Indonesia. Sesekali perbincangan singkat tercipta, diiringi senyum dan tawa ringan yang membuat forum resmi terasa bersahabat.
Suasana diplomasi tidak lagi kaku, melainkan hangat, mencerminkan Indonesia yang percaya diri di kancah global.
Presiden juga menyempatkan diri menyapa pimpinan partai politik serta jajaran pimpinan lembaga negara lainnya. Beberapa di antara mereka tampak memberikan ucapan selamat atas pidato yang baru saja disampaikan. Adegan itu menegaskan bahwa kepemimpinan bukan hanya soal kebijakan, melainkan juga kemampuan merawat hubungan dan persaudaraan politik.
Sidang Tahunan tahun ini ditutup dengan kesan mendalam. Dari podium yang penuh pesan strategis tentang RAPBN 2026, hingga jabat tangan yang mengalirkan kehangatan, Prabowo seolah ingin menyampaikan pesan sederhana namun kuat:
kepemimpinan sejati hadir bukan hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam gestur penghormatan dan kebersamaan.
Sebuah penutup manis yang mengukuhkan harapan, bahwa perjalanan Indonesia menuju masa depan unggul dan berdaulat akan ditempuh dengan semangat gotong royong lintas generasi dan persahabatan antarbangsa.
Haluanberitarakyat.com