“Rakyat Menggugat”: Ribuan Buruh Long March dari Thamrin ke Patung Kuda

Kamis, 4 September 2025 06:41:05

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Haluanberitarakyat.com. Jakarta, Kamis 4 September 2025 – Suara genderang aksi kembali menggema di jantung ibu kota. Ribuan massa dari Aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) melakukan long march dari depan Gedung ILO di Jalan Thamrin menuju kawasan Patung Kuda Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat.

Dengan tema besar “Rakyat Menggugat”, aksi ini menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan sosial, pelanggaran HAM, hingga kebijakan ekonomi yang dinilai menindas. Sejak pagi, jalanan ibu kota sudah dipadati barisan massa beratribut merah, membawa bendera, poster, spanduk, dan sebuah boneka raksasa “tikus berdasi” – lambang perlawanan terhadap praktik korupsi yang dianggap merajalela.

Jakarta Tertutup, Rakyat Bergerak

Jalan Medan Merdeka Selatan ditutup sebagian. Polisi mengalihkan arus ke Jalan Kebon Sirih dan mendirikan barikade serta water barrier di sekitar lokasi aksi. Kendati begitu, massa tetap bergerak dengan tertib, memadati ruas jalan utama sambil terus meneriakkan yel-yel perjuangan.

Sorak-sorai orator bergema dari atas mobil komando. Mereka menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar protes sesaat, melainkan bentuk konsistensi perjuangan rakyat.

Dua Belas Tuntutan, Satu Suara

Di tengah teriknya matahari, orasi yang dibacakan mengumandangkan 12 tuntutan utama. Tuntutan itu merentang dari isu hak asasi manusia hingga perombakan struktur ekonomi dan politik negara:

  1. Hentikan kekerasan aparat dan TNI, bebaskan peserta aksi yang ditahan, dan bentuk tim independen mengusut tuntas pelanggaran HAM serta kematian 10 warga.

  2. Bentuk pengadilan HAM untuk mengadili kasus pelanggaran HAM masa lalu dan kini.

  3. Lakukan reformasi total institusi kepolisian dan kembalikan TNI ke barak.

  4. Reformasi total sistem pemilu dan partai politik agar demokrasi lebih bersih.

  5. Potong hak istimewa, gaji, dan tunjangan pejabat negara maupun direktur BUMN, lalu alihkan untuk pelayanan publik gratis.

  6. Terapkan reformasi pajak progresif dengan menghapus kenaikan pajak bagi kelas menengah ke bawah dan membebani konglomerat.

  7. Segera sahkan RUU Perampasan Aset untuk menyita kekayaan hasil korupsi.

  8. Turunkan harga kebutuhan pokok, listrik, BBM, dan batalkan kenaikan iuran BPJS.

  9. Hapus sistem outsourcing, hentikan PHK massal, dan pastikan jaminan pekerjaan serta upah layak.

  10. Tertibkan monopoli tanah dan konsesi korporasi, wujudkan reforma agraria sejati.

  11. Batalkan berbagai kebijakan yang dianggap menindas rakyat, termasuk UU Cipta Kerja, UU Minerba, KUHP baru, hingga Proyek Strategis Nasional.

  12. Mobilisasi seluruh elemen masyarakat untuk terus memperjuangkan tuntutan hingga dipenuhi rezim saat ini.

Solidaritas Atas Nyawa yang Hilang

Aksi kali ini juga disertai seruan solidaritas. Para buruh menuntut keadilan bagi 10 warga yang tewas dalam unjuk rasa sebelumnya. Ketua Umum KASBI, Unang Sunarno, menegaskan bahwa tragedi tersebut tidak boleh dibiarkan berlalu tanpa pertanggungjawaban.

“Ini bukan sekadar demo. Ini suara hati rakyat. Sepuluh nyawa sudah melayang. Kami tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan,” serunya dari atas mobil komando, disambut gemuruh massa.

Makna “Rakyat Menggugat”

Bagi para peserta aksi, tema “Rakyat Menggugat” adalah bentuk konsolidasi moral. Aksi ini memperlihatkan keberanian buruh, mahasiswa, petani, hingga aktivis lintas organisasi untuk bersatu menuntut perubahan. Pesan mereka jelas: negara harus berpihak pada rakyat, bukan pada segelintir elite.

Hingga sore, massa masih bertahan di sekitar Patung Kuda, sementara aparat keamanan menjaga perimeter. Lalu lintas sempat tersendat, namun berangsur normal menjelang malam.

Aksi ini memperlihatkan bahwa suara rakyat tak pernah benar-benar padam. Dari Thamrin ke Patung Kuda, dari orasi ke simbol perlawanan, Rakyat Menggugat adalah gema perlawanan yang menuntut perubahan nyata dalam politik, hukum, dan ekonomi bangsa.

{RED}

banner-website

Viral

Populer