Prabowo Resmikan Groundbreaking Raksasa Industri Baterai: Saatnya Indonesia Pimpin Revolusi Energi Dunia

Minggu, 29 Juni 2025 08:25:48

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Karawang, Minggu, 29 Juni 2025 — HaluanBeritaRakyat.com

Suara lonceng masa depan industri hijau Indonesia resmi berdentang dari jantung kawasan Artha Industrial Hills, Karawang, Jawa Barat. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Kendaraan Listrik Terintegrasi Konsorsium Antam – Indonesia Battery Corporation – Contemporary Brunp Lygend (CBL), sebuah proyek raksasa yang diyakini akan mengantarkan Indonesia menuju kemandirian energi dan supremasi teknologi baterai global.

“Biasanya saya enggan hadir di acara seremonial groundbreaking. Tapi kali ini, saya hadir, karena saya sadar—ini bukan sekadar seremoni. Ini tonggak sejarah,” ujar Presiden Prabowo, membuka pidatonya di hadapan jajaran menteri, pimpinan BUMN, serta mitra dari Tiongkok, termasuk Co-Founder CATL, Li Ping, dan Duta Besar RRT Wang Lutong.

Mimpi Bung Karno yang Kini Mencapai Wujud

Presiden menegaskan, proyek ini adalah kelanjutan dari mimpi besar Presiden Pertama Soekarno tentang hilirisasi sumber daya alam. Visi itu terus diperjuangkan presiden-presiden Indonesia, dan mendapatkan momentum strategis di era Presiden Joko Widodo yang secara konkret membumikan agenda hilirisasi nasional.

“Bangsa yang maju adalah bangsa yang bisa mengolah sumber daya sendiri, bukan cuma jadi penonton atau eksportir bahan mentah,” tegas Prabowo. Ia pun mengapresiasi peran Presiden Jokowi sebagai penggerak awal proyek ini sejak empat tahun lalu.

Swasembada Energi Bukan Lagi Angan

Prabowo mengungkapkan optimismenya: dalam waktu 5–7 tahun ke depan, Indonesia bisa mencapai swasembada energi. Ia merinci bahwa kunci utama dalam transisi energi nasional adalah pengembangan baterai berbasis tenaga surya, dan pabrik baterai ini menjadi fondasi pertama yang kokoh untuk menuju ke arah sana.

Dengan kapasitas awal mencapai 15 gigawatt, proyek ini menjadi salah satu fasilitas industri baterai terbesar di Asia Tenggara. “Kalau kita ingin mandiri penuh, kita butuh 100 gigawatt. Artinya, proyek seperti ini harus dilipatgandakan. Dan saya yakin kita mampu,” ujar Presiden dengan semangat penuh keyakinan.

Kolaborasi Strategis Indonesia–Tiongkok: Damai untuk Kemakmuran

Tak hanya bicara teknologi, Prabowo menyelipkan pesan geopolitik yang tajam. Di tengah dunia yang bergolak oleh konflik, Indonesia memilih jalan damai dan kerja sama. “Tidak ada kemakmuran tanpa perdamaian. Dan Indonesia selalu memilih kolaborasi di atas konfrontasi,” katanya, mengutip filosofi Tiongkok, “Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak.

Peringatan untuk yang Lamban

Presiden juga memberi pesan tegas pada jajaran pemerintahan dan mitra proyek: “Kita mau bergerak cepat. Yang tidak bisa cepat, akan kita tinggal di pinggir jalan,” katanya—sebuah pernyataan lugas yang menandai bahwa era pembangunan lamban telah usai.

Momentum Dimulai

Di akhir sambutannya, Presiden dengan lantang meresmikan groundbreaking proyek senilai triliunan rupiah ini. “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya Prabowo Subianto meresmikan Groundbreaking Ekosistem Industri Baterai Terintegrasi Konsorsium Antam – IBC – CBL. Dengan ini, saya nyatakan dimulai.”

Menuju Indonesia Emas 2045

Langkah ini menandai sebuah babak baru dalam industrialisasi strategis Indonesia. Tidak hanya memperkuat posisi Indonesia di mata dunia, tapi juga membuka ribuan lapangan kerja, mempercepat transisi energi bersih, dan membuktikan bahwa bangsa ini tak hanya punya sumber daya, tetapi juga visi, kemauan, dan kekuatan untuk menjadi pemimpin. { Mohamad Rohman}

banner-website

Viral

Populer