Pendidikan yang Tersandera: Ketika Mimpi Anak Miskin Ditukar dengan Tagihan
Salah satu siswa SMK di Sleman membuat surat terbuka untuk Gubernur DIY terkait putus sekolah…
Salah satu siswa SMK di Sleman membuat surat terbuka untuk Gubernur DIY terkait putus sekolah…
Gambar Ilusttrasi
Oleh: [Mohamad Rohman]
HaluanBeritaRakyat.com
WASHINGTON, D.C. 5 April 2025 – Di balik gemerlap pidato-pidato populis Gedung Putih, badai sunyi tengah mengguncang lembaga paling vital dalam penjagaan kesehatan masyarakat Amerika Serikat: Food and Drug Administration (FDA). Dalam gelombang pemangkasan besar-besaran yang disebut sebagai reformasi birokrasi, pemerintahan Presiden Donald Trump resmi memecat 3.500 pegawai FDA – termasuk ilmuwan senior yang selama ini menjadi garda terdepan dalam menyaring keamanan obat, vaksin, makanan, hingga produk medis.
Lebih dari sekadar efisiensi, pemutusan hubungan kerja ini dinilai banyak pihak sebagai ancaman nyata bagi sistem pengawasan medis AS – sebuah sistem yang selama puluhan tahun menjadi acuan dunia dalam memastikan setiap obat yang dikonsumsi aman dan efektif.
“Mereka mengambil semua pemimpin utama tanpa rencana,” ungkap seorang pejabat FDA yang baru saja diberhentikan, dengan nada getir.
Langkah radikal ini dikawal langsung oleh Robert F. Kennedy Jr., yang baru dilantik sebagai Sekretaris Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS). Kennedy, tokoh kontroversial dengan riwayat panjang sebagai pengkritik vaksin, mengklaim bahwa restrukturisasi ini bertujuan “menyatukan fungsi-fungsi pendukung seperti teknologi, kepegawaian, dan komunikasi.”
Namun faktanya, pemecatan melibatkan tokoh-tokoh kunci dari divisi-divisi utama FDA—termasuk divisi obat dan vaksin, alat kesehatan, hingga keamanan pangan dan produk tembakau.
“Jika ada masalah keamanan dengan vaksin atau produk medis, sangat penting untuk segera mendeteksinya. Dan itu membutuhkan orang yang benar-benar memahami sistemnya,” tegas Dr. Jesse Goodman, mantan kepala ilmuwan FDA.
Dampaknya sudah mulai terasa. Beberapa staf yang bertanggung jawab atas pengelolaan dokumen aplikasi obat dan alat kesehatan—termasuk terapi berbasis bioteknologi—telah diberhentikan. Kantor yang mengatur perjalanan inspeksi keamanan pabrik produksi juga ikut ditutup.
Meski sebagian besar staf peninjau produk baru tidak termasuk dalam daftar PHK, sumber internal menyebut beberapa di antara mereka sudah mulai mencari pekerjaan baru di luar lembaga karena terganggunya stabilitas.
Jika peninjau memilih hengkang, konsekuensinya jelas: pertemuan dengan industri farmasi bisa terganggu, dan proses evaluasi obat bisa tertunda atau batal. Artinya, pasien bisa menunggu lebih lama untuk mendapat pengobatan penting – atau bahkan mendapatkan obat yang belum cukup aman.
Langkah ini tidak luput dari perhatian para senator. Komite Senat bidang Kesehatan telah mengundang Kennedy untuk memberi penjelasan langsung minggu depan. Senator Republik Bill Cassidy, yang sebelumnya meragukan kelayakan Kennedy karena pandangannya soal vaksin, kini kembali mempertanyakan komitmennya.
Sementara itu, asosiasi industri farmasi seperti PhRMA dan AAM memperingatkan bahwa pemecatan massal bisa memperlambat akses pasien terhadap terapi mutakhir, terutama terapi langka dan obat berbasis kecerdasan buatan.
“Pengurangan besar-besaran ini bisa merusak kemampuan FDA yang dibangun dengan susah payah selama beberapa dekade terakhir,” ujar Dr. Mark McClellan, mantan Komisaris FDA.
Calley Means, penasihat Gedung Putih sekaligus pendukung garis keras Kennedy, menyebut kekhawatiran ini sebagai “omong kosong birokrasi”.
“Sungguh gila jika Anda mengira keselamatan publik bergantung pada lebih banyak pegawai pemerintah,” katanya di forum Politico Health Care Summit.
Pernyataan ini dipandang banyak pihak sebagai bentuk penyederhanaan masalah yang berbahaya. Karena di balik layar, sistem pengawasan FDA bukan sekadar birokrasi, melainkan jaringan kerja ilmiah yang kompleks, dengan tanggung jawab mengawal keamanan lebih dari 20.000 obat, ribuan produk makanan, alat kesehatan, hingga vaksin yang digunakan ratusan juta warga AS.
Dalam perkembangan terbaru, HHS menyatakan beberapa pegawai yang di-PHK akan tetap diminta bekerja jarak jauh hingga 2 Juni 2025—tanggal berakhirnya cuti administratif. Kennedy juga menyatakan bahwa beberapa pegawai “mungkin akan dipekerjakan kembali”, meski tidak memberikan rincian siapa dan kapan.
Seorang mantan pegawai divisi kesehatan hewan FDA, yang terlibat dalam pencegahan flu burung dan resistensi antibiotik, mengatakan:
“Teori terbaik saya? Mereka memecat tanpa tahu siapa yang mereka singkirkan. Dan mungkin akan menelepon kami lagi minggu depan.”
Langkah-langkah pemangkasan ini, jika tidak segera dikoreksi, berpotensi menimbulkan krisis kepercayaan terhadap sistem kesehatan AS. Kecepatan dalam memproses inovasi medis akan melambat. Lebih buruk lagi, jika tidak ada cukup pengawas, obat yang belum terbukti aman bisa lolos ke pasaran—dan nyawa warga menjadi taruhannya.
Ketika sains dan keamanan publik dikorbankan atas nama efisiensi politik, siapa yang akan menjamin keselamatan rakya
Sumber: Laporan Reuters oleh Ahmed Aboulenein, Julie Steenhuysen, dan Maggie Fick.