Haluanberitarakyat.com – Laporan Mohamad Rohman

Di tengah sorotan publik dan derasnya tantangan kebangsaan, Presiden Prabowo Subianto memilih langkah sederhana namun bermakna: membuka pintu dialog. Sabtu (30/8/2025), di kediamannya di Hambalang, Bogor, Presiden menerima sejumlah pimpinan organisasi masyarakat (ormas) Islam.

Suasana akrab mewarnai pertemuan yang berlangsung sore hari itu. Pimpinan ormas besar seperti PBNU, Muhammadiyah, Persis, Syarikat Islam, hingga Wahdah Islamiyah hadir, duduk bersama tanpa jarak protokol yang kaku.

Dialog Kebangsaan

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyebut forum ini sebagai ruang terbuka untuk membicarakan persoalan bangsa. “Kami bersepakat untuk bahu-membahu, mengajak masyarakat lebih tenang. Bersama Presiden Prabowo dan para pemimpin umat, insyaallah kita bisa mengatasi tantangan apa pun,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengingatkan pentingnya menjaga persatuan sekaligus demokrasi yang beradab. “Pak Presiden begitu terbuka. Kita satu pandangan, persatuan dan masa depan bangsa adalah warisan yang harus kita jaga bersama,” katanya.

Ormas Sebagai Mitra Negara

Hadirnya puluhan tokoh ormas—mulai dari Dewan Dakwah, Mathla’ul Anwar, Al-Irsyad, hingga Al Wasliyah—menunjukkan bahwa Presiden berusaha merajut kolaborasi nyata dengan kekuatan umat Islam.

Ketua MPR Ahmad Muzani dan sejumlah menteri turut mendampingi Presiden. Dari Hambalang, lahir sinyal politik yang kuat: ormas Islam tidak hanya sebagai penonton, tetapi mitra strategis negara dalam menjaga demokrasi dan persatuan bangsa.

Hambalang: Dari Kediaman Pribadi ke Ruang Persatuan

Pertemuan ini menjadi simbol. Hambalang bukan sekadar rumah Presiden, tetapi ruang persatuan di mana para pemimpin bangsa duduk bersama untuk membicarakan masa depan Indonesia.