Perdana, KRI Brawijaya-320 Latihan Bersama Angkatan Laut Mesir di Laut Mediterania

Rabu, 13 Agustus 2025 10:31:44

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Haluan Berita Rakyat | 13 Agustus 2025

Oleh: Mohamad Rohman

Laut Mediterania — Di tengah birunya samudra yang membentang di antara benua, dua kapal perang dari dua dunia berbeda melaju beriringan. KRI Brawijaya-320 dari Indonesia dan ENS Tahya Misr-1001, fregat modern kebanggaan Mesir, membelah gelombang Laut Mediterania. Bendera Merah Putih dan bendera Mesir berkibar berdampingan, seolah mengirim pesan bahwa lautan bukan sekadar pemisah, tetapi juga penghubung persaudaraan.

Sabtu, 9 Agustus 2025, menjadi hari bersejarah. Untuk pertama kalinya, TNI Angkatan Laut menggelar latihan bersama (passing exercise / Passex) dengan Angkatan Laut Mesir di kawasan strategis yang sejak berabad-abad lalu menjadi jalur perdagangan dan diplomasi global.

Latihan ini bukan sekadar manuver teknis. Ia adalah pertukaran kepercayaan, wujud diplomasi militer, dan sinyal bahwa kerja sama keamanan maritim bisa menjangkau lintas benua. Dalam sesi latihan, kedua kapal melaksanakan formasi ketat, simulasi manuver taktis, hingga strategi menghadapi ancaman seperti perompakan, penyelundupan, dan pelanggaran hukum di laut.

Puncak kegiatan adalah sailing pass — manuver di mana kedua kapal berlayar dalam formasi rapat. Dari dek KRI Brawijaya-320, tampak awak kapal Mesir memberi hormat, dibalas prajurit TNI AL dengan tegap. Laut yang memisahkan Asia dan Afrika sore itu menjadi panggung persaudaraan maritim.

Atase Pertahanan RI di Kairo, Kolonel Laut (P) Dafris D. Syahruddin, menyebut momen ini sebagai tonggak sejarah. “Ini adalah momen bersejarah. Untuk pertama kalinya kapal perang TNI AL berlatih bersama Angkatan Laut Mesir di Laut Mediterania. Bukan sekadar latihan, ini adalah wujud nyata Navy Brotherhood yang akan terus kita perkuat di masa depan,” ujarnya.

Dari pihak Mesir, Komandan ENS Tahya Misr-1001 menegaskan bahwa kerja sama ini melampaui batas geografis. “Latihan ini adalah simbol bahwa jarak dan perbedaan geografis bukan penghalang bagi solidaritas antarbangsa di laut,” katanya.

Latihan perdana ini ditutup dengan farewell pass. Kedua kapal berlayar berhadapan, jaraknya begitu dekat sehingga tatapan para pelaut bisa saling bertemu. Dengan penghormatan terakhir, mereka berpisah, meninggalkan jejak riak di permukaan laut—dan catatan baru di buku sejarah hubungan pertahanan Indonesia–Mesir.

Bagi dunia yang kini sarat ketegangan geopolitik, pemandangan itu adalah pengingat sederhana namun kuat: di atas samudra yang sama, kapal-kapal bisa memilih untuk berlayar berdampingan, bukan berhadapan.

banner-website

Viral

Populer