Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Jakarta – 23 Juli 2025 | HaluanBeritaRakyat.com
Di tengah semangat pembangunan yang merata dan berkeadilan, dua kepala daerah dari provinsi bertetangga menyatukan langkah besar demi rakyat. Bupati Mesuji, Hj. Elfianah Khamami, S.E, bersama Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), Muchendi Mahzareki Ishak, melakukan audiensi strategis di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia, Rabu (23/7/2025).
Audiensi tersebut diterima langsung oleh Staf Ahli Menteri Bidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat, Ir. K.M. Arsyad, M.Sc., dan menjadi momentum penting bagi dua kabupaten berbatasan — Mesuji (Lampung) dan OKI (Sumatera Selatan) — dalam mendorong percepatan pembangunan dua jembatan penghubung vital yang telah lama dinantikan masyarakat.
Adapun jembatan yang diusulkan adalah:
Jembatan Penghubung Desa Labuhan Batin (Mesuji) – Labuhan Jaya (OKI)
Jembatan Penghubung Transmigrasi SP 3 Gajah Mati (OKI) – SP 8 KTM (Mesuji)
Keduanya dinilai strategis dalam membuka isolasi wilayah, memperlancar distribusi hasil pertanian dan perkebunan, serta memperkuat interaksi sosial, budaya, dan ekonomi antar masyarakat di wilayah perbatasan.
Dalam pernyataannya, Bupati Mesuji Hj. Elfianah menegaskan bahwa pembangunan jembatan ini bukan hanya soal konektivitas fisik. Lebih dari itu, ini adalah jembatan harapan:
“Kita ingin masyarakat di perbatasan merasakan kemajuan yang nyata. Lewat jembatan ini, anak-anak akan lebih mudah ke sekolah, warga lebih cepat ke puskesmas, dan hasil bumi tidak lagi terhambat distribusinya,” ujar Elfianah dengan penuh harap.
Senada, Bupati OKI, Muchendi Mahzareki Ishak, menyatakan bahwa kerja sama ini menjadi bukti kuat bahwa pembangunan tidak mengenal batas administratif, tapi berpijak pada kebutuhan nyata masyarakat.
Ir. K.M. Arsyad, M.Sc., menyambut baik sinergi dua kabupaten ini. Ia menyarankan agar konektivitas ini diposisikan sebagai pengembangan kawasan transmigrasi lintas provinsi, sehingga dapat masuk dalam skema program prioritas nasional.
“Kedua kawasan ini adalah kawasan transmigrasi. Maka, usulan jembatan ini akan lebih kuat jika dibingkai sebagai konektivitas kawasan. Pemerintah pusat tentu akan lebih mudah melakukan intervensi,” tegasnya.
Audiensi ini menjadi tonggak awal kolaborasi strategis antardaerah, sebuah model sinergi pembangunan yang membumi dan menjawab langsung aspirasi warga perbatasan.
Bagi masyarakat Mesuji dan OKI, ini bukan hanya soal jembatan. Ini adalah simbol bahwa negara hadir dan peduli terhadap wilayah pinggiran. Dengan semangat gotong royong, dua kepala daerah perempuan dan laki-laki dari dua provinsi berbeda menunjukkan bahwa masa depan dapat dibangun bersama — melintasi batas, menjembatani harapan.
Penulis: Slamet Sulaiman
Editor: M. Rohman
Foto: Dokumentasi Resmi Pemkab Mesuji dan OKI