Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim menyampaikan pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 27 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev
HaluanBeritaRakyat.com | Mohamad Rohman
Jakarta, Jumat 27 Juni 2025 — Di tengah gejolak geopolitik dunia dan tantangan regional yang makin kompleks, Indonesia dan Malaysia justru menunjukkan bahwa persahabatan dan kepemimpinan yang bijak dapat menjadi penenang dalam badai. Bertempat di Istana Merdeka, Jakarta, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim menyampaikan pernyataan pers bersama yang sarat makna — mulai dari perbatasan hingga Palestina.
Pernyataan itu bukan sekadar diplomasi biasa. Ia mencerminkan kesamaan visi dua bangsa serumpun dalam membangun stabilitas kawasan dan memperkuat peran ASEAN sebagai jangkar perdamaian.
“Pak Anwar bukan hanya sahabat saya, tapi sahabat rakyat Indonesia,” ucap Presiden Prabowo membuka pernyataan. “Kunjungan ini menunjukkan eratnya hubungan dua negara, juga tekad untuk memperkuat kerja sama di semua bidang.”
Pertemuan bilateral Prabowo–Anwar berlangsung hangat namun penuh substansi. Keduanya sepakat mempercepat kerja sama ekonomi, perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan. Bahkan, isu sensitif seperti sengketa perbatasan dibahas dengan pendekatan solutif.
“Kita sepakat untuk menyelesaikan masalah perbatasan dengan prinsip menguntungkan kedua pihak. Untuk Ambalat, sambil menyelesaikan aspek hukum, kita mulai kerja sama ekonomi dalam bentuk joint development. Apapun yang ditemukan, akan dikelola bersama,” jelas Presiden Prabowo.
Ini bukan hanya simbol goodwill, melainkan cerminan kematangan diplomatik: menyelesaikan sengketa tanpa menunda manfaat ekonomi bagi rakyat.
Tak hanya isu bilateral, kedua pemimpin juga menunjukkan solidaritas regional dalam isu global. Konflik Iran–Israel dan perjuangan kemerdekaan Palestina menjadi sorotan penting.
“Kami menyambut baik gencatan senjata antara Israel dan Iran. Kami juga tetap pada posisi mendukung two-state solution untuk Palestina. Hanya dengan itu, pertikaian bisa berakhir,” tegas Prabowo, yang disambut anggukan setuju dari PM Anwar.
Dalam konteks ini, Indonesia dan Malaysia menempatkan diri sebagai kekuatan moral global, mendorong penyelesaian damai berbasis keadilan dan hak asasi manusia.
Pernyataan Prabowo bukan sekadar diplomasi teks, melainkan manifestasi persahabatan pribadi dan nilai-nilai serumpun. Kedekatan yang terbangun selama puluhan tahun kini menjadi energi positif dalam menyelesaikan persoalan teknis maupun membentuk peta jalan masa depan.
Pertemuan puncak selanjutnya dijadwalkan berlangsung pada Juli mendatang, di mana sejumlah isu teknis bilateral akan diselesaikan. Momentum ini dipastikan akan melahirkan berbagai kesepakatan strategis yang lebih konkret.
Dari Istana Merdeka, suara Prabowo dan Anwar bukan hanya untuk rakyat Indonesia dan Malaysia, melainkan untuk dunia yang lelah oleh konflik. Mereka menunjukkan bahwa diplomasi bukan hanya tentang perjanjian dan protokol, tetapi tentang persahabatan, kepercayaan, dan kemauan untuk mencari titik temu.
“Kita ini bertetangga, bersaudara, dan punya sejarah yang sama. Maka kita pun harus melangkah bersama demi masa depan yang sama pula,” tandas Presiden Prabowo menutup pernyataan.
Dari meja perundingan hingga mimbar dunia, Indonesia dan Malaysia tengah memperlihatkan bahwa solidaritas regional dapat menjadi kekuatan global. Dan semua itu dimulai dari rasa saling percaya, yang lahir dari persahabatan sejati.