“Berdiri di Kaki Sendiri: Forel dan Terubuk, Tonggak Swasembada Energi Indonesia”

Jumat, 16 Mei 2025 06:54:31

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Oleh: Mohamad Rohman

HaluanBeritaRakyat.com – Khusus Energi Nasional

Jakarta, 16 Mei 2025 – Dalam sebuah momentum yang dipenuhi semangat nasionalisme dan doa syukur, Presiden Republik Indonesia, Jenderal (Purn.) Prabowo Subianto, secara resmi meresmikan produksi perdana Lapangan Minyak Forel dan Terubuk dari Istana Merdeka, Jakarta. Produksi ini bukan sekadar penambahan kapasitas energi nasional, tapi penegasan bahwa Indonesia sedang berdiri di kaki sendiri menuju kedaulatan energi.

Saya yakin, dalam lima tahun ke depan, kita tak perlu lagi impor BBM,” ujar Presiden dengan nada tegas, mencerminkan keyakinan dan arah strategis bangsa. Ia menegaskan bahwa proyek ini merupakan bukti nyata dari transformasi menuju swasembada energi dan bangsa yang berdaulat penuh atas kekayaan alamnya.

Di Tengah Laut, Berdiri Anak Negeri

Proyek Forel dan Terubuk, terletak di Laut Natuna Selatan, sekitar 60 mil dari garis pantai, menjadi salah satu lapangan minyak offshore terjauh di Indonesia saat ini. Dengan kedalaman sekitar 90 meter, proyek ini melibatkan teknologi tinggi dan seluruh pelakunya adalah putra-putri Indonesia.

Ini bukan hanya proyek migas, ini adalah bukti bahwa anak-anak bangsa mampu. Kapalnya, pekerjanya, seluruh komponennya—100% anak negeri,” lapor Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang hadir langsung di lapangan bersama Kepala SKK Migas dan Direksi PT Medco Energi.

20.000 Barel per Hari dan 60 MMSCFD Gas

Produksi awal dari lapangan ini diperkirakan menyumbang 20.000 barel minyak per hari dan 60 juta kaki kubik gas (MMSCFD), menandai kontribusi signifikan terhadap ketahanan energi nasional. Ini adalah bagian dari target ambisius pemerintah untuk mencapai produksi 1 juta barel per hari pada 2029-2030.

Menurut data Kementerian ESDM, lifting migas nasional saat ini berada pada kisaran 580.000 barel per hari. Dengan proyek seperti Forel dan Terubuk serta potensi tambahan dari blok-blok sekitar, pemerintah optimis bisa mencapai target APBN 2025 sebesar 605.000 barel dan 900.000-1.000.000 barel dalam jangka menengah.

 

Investasi Rp9 Triliun, Lapangan Kerja untuk 2.300 Orang

Dengan investasi sebesar USD 600 juta atau sekitar Rp9 triliun, proyek ini telah menciptakan lebih dari 2.300 lapangan kerja selama masa konstruksi. Tak hanya itu, kehadiran proyek ini membuka ekosistem kerja baru dan mendorong multiplier effect ekonomi bagi kawasan dan nasional.

Forel dan Terubuk adalah wujud kemandirian dan gotong royong teknologi nasional. Kami bangga menyebut ini sebagai karya anak bangsa.” ujar Hilmi Panigoro, Direktur Utama PT Medco Energi Internasional.

Arahan Presiden: Evaluasi Izin Blok Tidur

Presiden Prabowo memberikan arahan tegas untuk mengevaluasi blok-blok migas yang telah lama ditelantarkan oleh pemegang izin namun tak berproduksi. “Kembalikan kepada mereka yang bisa bekerja. Negara ini butuh hasil, bukan janji.

Arahan ini diyakini akan mempercepat reformasi tata kelola migas nasional sekaligus membangkitkan kembali blok-blok yang potensial namun terhambat oleh regulasi dan ketidaktegasan.

Swasembada Solar dan Transformasi Energi

Tak hanya minyak, pemerintah juga menargetkan surplus gas pada 2026-2028, dan secara paralel sedang mengembangkan program B50 untuk biodiesel. Jika ini tercapai, maka impor solar juga akan ditekan hingga nol.

Negara merdeka harus mampu mencukupi energinya sendiri. Kita tidak boleh tergantung pada luar negeri. Ini adalah energi untuk rakyat, dari rakyat, oleh rakyat.

Doa dan Harapan dari Laut Natuna

Peresmian dibuka dengan doa khidmat yang dipimpin oleh Bapak Sudarjat, sebagai ungkapan rasa syukur atas capaian bangsa ini. “Ya Allah, berkahilah lapangan ini. Jadikan energi ini manfaat nyata bagi rakyat Indonesia…” demikian sepenggal isi doanya yang menggema sebelum sambutan Presiden.

Akhir Kata

Peresmian Lapangan Minyak Forel dan Terubuk adalah lebih dari sekadar pencapaian teknis. Ini adalah babak baru dalam sejarah energi nasional—ketika Indonesia mulai menulis takdirnya sendiri di tengah dinamika global. Dalam kata Presiden, ini bukan sekadar produksi minyak. Ini adalah pernyataan: “Berdiri di kaki kita sendiri, atau tidak sama sekali.”

INFOGRAFIS PENDUKUNG (opsional):

  • Target Produksi Migas Indonesia

    • 2024: 580.000 barel/hari

    • 2025: 605.000 barel/hari

    • 2030: 1.000.000 barel/hari

  • Proyek Forel & Terubuk

    • Lokasi: Laut Natuna Selatan

    • Investasi: USD 600 juta

    • Produksi: 20.000 barel/hari & 60 MMSCFD Gas

    • TKDN: 100% anak negeri

    • Lapangan kerja: 2.300 orang

banner-website

Viral

Populer