Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Di tengah derasnya arus digital dan ancaman moral generasi muda, Kecamatan Cibitung mengambil langkah nyata—membangun kesadaran pelajar dari ruang kelas tentang bahaya narkoba, konflik sosial, dan HIV/AIDS.
Oleh Redaksi HaluanBeritaRakyat.com | Mohamad Rohman
Cibitung, 18 Juni 2025 — Ruang aula SMAN 1 Cibitung tak lagi sekadar tempat upacara atau lomba antar kelas. Hari itu, aula menjadi ruang penyadaran—tentang bahaya yang nyaris tak terlihat, namun perlahan menggerogoti masa depan: konflik sosial, narkoba, dan HIV/AIDS.
Program bertajuk “Sosialisasi Penanganan Konflik Sosial dan Pencegahan Napza serta HIV/AIDS” ini digagas oleh pemerintah Kecamatan Cibitung. Yang hadir bukan hanya guru dan siswa, tetapi juga pejabat lintas sektor: Camat Cibitung, Sekretaris Camat, Babinsa, Polsek Cikarang Barat, BNK, dan Plt. Kepala KUA. Semuanya bersatu untuk satu tujuan: menjaga generasi muda.
“Konflik sosial itu bisa bermula dari hal sepele. Kalau tidak ditangani, bisa merembet ke kekerasan dan disintegrasi sosial. Karena itu, siswa harus dibekali kemampuan membaca situasi dan mengelola emosi sejak dini,” tegas Sarkum, Sekretaris Kecamatan Cibitung, yang hadir langsung menyapa para siswa.
Dalam paparannya, Sarkum menekankan bahwa masa depan bangsa tidak bisa dibangun tanpa generasi yang sehat—secara fisik, mental, dan sosial. Ia menyebut bahwa sosialisasi ini bukan hanya program formalitas, tapi bentuk kepedulian nyata dari pemerintah terhadap generasi digital yang tengah dibombardir informasi dan jebakan gaya hidup destruktif.
“Narkoba dan HIV/AIDS itu tak selalu datang dari lingkungan buruk. Kadang masuk lewat pergaulan yang dianggap biasa. Anak-anak harus punya daya tahan moral dan informasi yang benar,” lanjut Sarkum.
Acara yang berlangsung interaktif ini menghadirkan narasumber dari BNK (Badan Narkotika Kabupaten) dan Polsek Cikarang Barat, yang memaparkan data, modus terbaru, serta cara pencegahan. Salah satu siswa, Dio (17 tahun), mengaku baru sadar betapa mudahnya generasinya terpapar bahaya.
“Ternyata banyak narkoba yang dibungkus seperti permen atau vape. Saya pernah lihat di sekolah lain. Tapi setelah ikut ini, saya jadi paham bahayanya,” ucap Dio.
Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Cibitung, Rahmat Hidayat, selaku ketua pelaksana, menyebut kegiatan ini sebagai bagian dari program berkelanjutan untuk menjaga harmoni sosial dari tingkat pelajar.
Selain pihak kecamatan, kegiatan ini juga melibatkan Plt. Kepala KUA, Babinsa Koramil 05/Cibitung, Kasi Ekbang, dan Kasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Cibitung. Sinergi ini menunjukkan keseriusan Kecamatan Cibitung dalam membangun perisai sosial yang kuat dari bawah.
“Kami percaya bahwa jika remaja dibekali pengetahuan dan pendampingan yang tepat, maka satu generasi bisa terhindar dari kehancuran,” kata Sarkum, dalam wawancaranya bersama awak media.
Menurut data Kemenkes, hampir 30% pengguna narkoba baru adalah usia pelajar.
Di Kabupaten Bekasi, tercatat peningkatan kasus HIV/AIDS pada remaja sebanyak 12% selama dua tahun terakhir.
Konflik sosial berbasis pelajar meningkat di media sosial sebesar 18%, terutama akibat provokasi, perundungan, dan kelompok geng motor.
Langkah Kecamatan Cibitung bukan hanya layak diapresiasi, tapi wajib ditiru. Pendidikan formal tak cukup untuk membentuk manusia utuh. Dibutuhkan program seperti ini—yang menyentuh sisi psikologis, sosial, dan moral pelajar.
“Kalau kecamatan tidak hadir hari ini, maka kita sedang abai terhadap masa depan,” pungkas Sarkum, penuh harap.
Karena sejatinya, melindungi generasi muda bukan sekadar tugas keluarga atau sekolah, melainkan tanggung jawab bersama. Dan Cibitung telah memulainya.
Infografik: Bahaya Napza & HIV/AIDS di Kalangan Pelajar
Peta Kolaborasi Kecamatan Cibitung Lintas Sektor
Quote Visual: “Kalau tidak dibekali sejak dini, mereka akan rapuh menghadapi zaman” – Sarkum
Foto siswa/i menyimak narasumber di aula SMAN 1