Pihak Sekolah Dukung Kebijakan Pemprov Jabar, Murid Kecewa Study Tour yang Dinanti-Nanti Dibatalkan
haluanberitarakyat.com Bekasi, 28 April 2025 – Viralnya video protes orang tua murid terkait pengembalian uang…
haluanberitarakyat.com Bekasi, 28 April 2025 – Viralnya video protes orang tua murid terkait pengembalian uang…
Jusuf Rizal Mendesak Presiden Prabowo Sita Dana dan Tangkap Aktor Intelektual Judi Online
Oleh: Mohamad Rohman | haluanberitarakyat.com
JAKARTA, 8 Mei 2025 – Ratusan triliun rupiah dana hasil judi online (judol) diduga mengendap rapi di rekening bank-bank milik negara. Bukan isapan jempol. Ketua Umum Ormas Madas Nusantara, HM Jusuf Rizal, dengan nada tegas meminta Presiden Prabowo Subianto tidak tinggal diam. “Jika benar dugaan ini, maka negara sedang dibobol dari dalam,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (8/5).
Dalam laporan eksklusif Intelijen Rakyat Semesta (IRS) — sayap riset dan investigasi Ormas Madas Nusantara — terungkap dugaan bahwa dana hasil transaksi judi online diparkir di sistem perbankan nasional. Bukan hanya rekening perorangan, namun juga diduga menggunakan kode-kode transaksi tertentu yang menyamarkan sumber dan tujuannya. “Ada sistem, ada rekayasa, dan ini bukan kerjaan individu. Ini kerjaan terstruktur,” tegas Jusuf Rizal.
Jika temuan IRS Madas akurat, maka ini menjadi salah satu skandal keuangan terbesar dalam sejarah Indonesia. Ratusan triliun dana ilegal, mengalir ke sistem keuangan formal, justru melalui bank yang dikelola negara. “Bayangkan, dana rakyat yang seharusnya untuk pendidikan, kesehatan, dan pangan, justru kalah jumlah dibanding dana judi online,” kata Jusuf Rizal, yang juga dikenal sebagai aktivis pekerja dan buruh.
Bukan sekadar pemain lapangan, Jusuf menuding ada dugaan keterlibatan oknum di kementerian strategis. “Setelah kasus Kominfo terbongkar, para pelaku besar ini ketakutan, mereka lari dan menyembunyikan dana,” ujarnya. Ia juga menyinggung dugaan keterlibatan elit politik dan pejabat negara, yang membuat pemberantasan judol seperti menghadapi hantu: tahu ada, tapi sulit ditangkap.
Sebagai ormas mitra strategis TNI-Polri, Madas Nusantara tak tinggal diam. Mereka mendesak Presiden Prabowo membentuk Satgas Khusus Penelusuran Dana Judol lintas kementerian, OJK, PPATK, hingga BPKP. “Dana itu milik negara. Jika disita, bisa jadi penyelamat anggaran nasional,” tegas Jusuf Rizal. Ia menambahkan, langkah ini akan menjadi bukti nyata bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran tidak kompromi terhadap kejahatan keuangan siber.
Warga net menyambut laporan ini dengan gegap gempita, namun juga skeptis. “Kalau benar ada ratusan triliun di bank negara, kok bisa lolos PPATK?” tulis salah satu akun X (dulu Twitter). Sementara itu, para ahli keuangan mendesak audit menyeluruh atas transaksi mencurigakan dalam sistem perbankan nasional selama lima tahun terakhir.
Kasus ini, jika terbukti, bukan sekadar kejahatan ekonomi. Ia menunjukkan kegagalan etika dan sistemik. Kegagalan regulasi, kegagalan pengawasan, dan yang paling parah: kegagalan moral para pengurus negeri. Dalam perspektif Kode Etik Jurnalistik, ini menjadi panggilan bagi media untuk tidak hanya memberitakan, tetapi juga mengawal.
Laporan IRS Madas Nusantara seharusnya menjadi awal dari pengungkapan besar. Ratusan triliun bukan angka kecil. Ini soal kedaulatan, soal marwah negara. Presiden Prabowo ditantang sejarah: diam berarti kompromi, bertindak berarti revolusi bersih-bersih.
“Kami tidak menuduh, kami membuka mata. Jangan sampai negara ini dikelola oleh bandit digital.”
— HM Jusuf Rizal, Ketua Umum Ormas Madas Nusantara