Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Oleh Tim Redaksi | haluanberitarakyat.com
JAKARTA, 11 April 2025 – Minggu malam itu, Lapas Kelas I Cipinang tampak seperti biasa—tenang, nyaris senyap, hanya deru motor dan cahaya remang lampu taman yang sesekali memantul di area parkir tamu. Namun ketenangan itu seketika berubah menjadi ketegangan ketika dua petugas penjagaan mencurigai gerak-gerik seorang pria berjaket ojek online yang mondar-mandir tak tentu arah. Naluri mereka tidak salah.
Minggu malam itu, Lapas Kelas I Cipinang tampak seperti biasa—tenang, nyaris senyap, hanya deru motor dan cahaya remang lampu taman yang sesekali memantul di area parkir tamu. Namun ketenangan itu seketika berubah menjadi ketegangan ketika dua petugas penjagaan mencurigai gerak-gerik seorang pria berjaket ojek online yang mondar-mandir tak tentu arah. Naluri mereka tidak salah.
Pria tersebut ternyata membawa sabu seberat lebih dari setengah kilogram, disembunyikan dalam sebuah paket mencurigakan. 535,25 gram narkotika jenis sabu, tepatnya, nyaris masuk ke lingkungan pemasyarakatan—tempat di mana negara sedang berupaya keras memutus rantai peredaran gelap narkoba.
Dari Kecurigaan Jadi Bukti Nyata
“Insting mereka tajam. Ketika pria itu mencoba kabur, kami langsung bergerak,” ujar Wachid Wibowo, Kepala Lapas Cipinang. Tak hanya menangkap pelaku, petugas juga menyita paket sabu dan menyerahkannya kepada Polres Metro Jakarta Timur. Koordinasi berlangsung cepat, dan kasus kini dalam penanganan intensif pihak kepolisian.
“Ini bukan semata soal penggagalan penyelundupan. Ini soal menjaga integritas sistem pemasyarakatan,” tegas Sumaryo, Kepala Kesatuan Pengamanan Lapas. “Jika sabu itu lolos, artinya ada celah yang terbuka. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi.”
Sinyal Bahaya: Penjara Masih Jadi Target Jaringan Narkoba
Peristiwa ini bukan sekadar insiden biasa. Di baliknya, tersirat potret keras bahwa lembaga pemasyarakatan tetap menjadi target peredaran narkoba—baik sebagai pasar, maupun sebagai markas operasi jaringan kriminal yang masih aktif mengendalikan transaksi dari balik jeruji.
Menurut AKP Suminto, Wakil Kepala Satresnarkoba Polres Jakarta Timur, pelaku dijerat dengan ancaman hukuman maksimal, termasuk pidana mati. Beratnya hukuman itu mengindikasikan bahwa negara tidak main-main.
Namun pertanyaannya: mengapa masih ada upaya penyelundupan narkoba ke dalam lapas?
Lapas Cipinang di Garis Depan Reformasi
Kasus ini muncul di tengah upaya besar-besaran reformasi pemasyarakatan, sebagaimana tertuang dalam 13 program akselerasi Kementerian Hukum dan HAM. Salah satu poin utama: pemberantasan narkoba dari dan dalam lingkungan lapas. Keberhasilan petugas Cipinang tak hanya menjadi cerita heroik malam itu, melainkan juga validasi bahwa sistem deteksi dini, pengawasan berlapis, dan sinergi antar-penegak hukum benar-benar bekerja.
“Kami tidak akan lengah. Justru ini jadi alarm bahwa mereka (jaringan narkoba) masih mencoba, dan kami harus selalu selangkah lebih maju,” ujar Wachid. Antara Tegas dan Manusiawi: Wajah Baru Pemasyarakatan
Pemberantasan narkoba hanyalah satu bagian dari transformasi besar di lembaga pemasyarakatan. Dalam semangat “Pemasyarakatan PASTI Bermanfaat”, narapidana bukan lagi sekadar objek hukuman, tetapi subjek pembinaan. Namun pembinaan tidak akan berjalan jika narkoba masih beredar bebas di dalam.
“Keamanan adalah fondasi pembinaan. Kalau narkoba masuk, maka semua proses akan rusak,” tambah Sumaryo.
Catatan Redaksi:
Peristiwa malam 6 April adalah pengingat bahwa perjuangan memberantas narkoba belum selesai. Lapas Cipinang mungkin telah menggagalkan satu paket sabu, tapi tantangan lebih besar masih menanti. Integritas sistem, profesionalisme petugas, dan keberanian untuk bertindak tegas—itulah yang akan menentukan masa depan pemasyarakatan kita.
Pemasyarakatan bukan tempat menyerah. Ia adalah barisan depan pertarungan bangsa melawan kejahatan dari dalam. [Moh.Rohman]