Api di Jalanan: Dari Pemakaman Afan hingga Ledakan Kemarahan di Jakarta

Sabtu, 30 Agustus 2025 11:25:47

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Haluanberitarakyat.com. Jakarta – 30 Agustus 2025. Nama Afan Kurniawan (23), driver ojek online asal Menteng, mendadak menjadi simbol perlawanan rakyat. Ia tewas tragis pada Kamis malam (28/8) setelah terlindas kendaraan taktis Barakuda Brimob di kawasan Pejompongan.

Tragedi ini bukan hanya kehilangan bagi keluarga, tapi juga menyulut api kemarahan yang lama terpendam. Dari jenazah yang diarak ribuan ojol, lahir gelombang protes yang menyebar ke berbagai kota.

Dari Duka ke Ledakan Massa

Awalnya, unjuk rasa yang dimulai 25 Agustus dipicu oleh video anggota DPR berjoget di sidang paripurna. Publik muak dengan kontras: gaji fantastis wakil rakyat di tengah kesulitan ekonomi rakyat.

Namun, tewasnya Afan menjadi titik balik:

  • 28 Agustus malam: Afan tewas terlindas Barakuda. Videonya viral.

  • 29 Agustus pagi: Ribuan ojol mengawal jenazah ke TPU Karet Bivak. Kapolda Metro datang, tapi ditolak. Massa meneriakkan “pembunuh”.

  • 29 Agustus siang-malam: Massa mengepung Markas Brimob Kuitang, Mapolda Metro, hingga Mabes Polri. Mobil aparat dirusak, water cannon ditembakkan, situasi semakin panas.

  • 30 Agustus: Gelombang protes meluas ke Bandung, Surabaya, Solo, Makassar, Gorontalo.

Seorang pengamat sosial menilai, “Afan bukan hanya korban. Ia simbol dari ketidakadilan yang menekan rakyat kecil sehari-hari.”

Amarah yang Meluas

Duka ojol segera berbaur dengan amarah kelompok lain: mahasiswa, buruh, pelajar STM. Massa cair, tanpa komando, dengan tuntutan berlapis:

Usut tuntas kematian Afan

  • Reformasi kepolisian

  • Kritik terhadap DPR

  • Tuntutan kesejahteraan rakyat

Seorang sosiolog dari UI berkata:

“Kemarahan ini lahir dari perut lapar dan rasa keadilan yang diinjak. Afan hanyalah percikan, bensinnya sudah lama terkumpul.”

Luka Kolektif & Momen Humanis

Di tengah kerusuhan, kamera media menangkap adegan kontras: seorang Letkol Marinir memborong dagangan pedagang kaki lima, lalu membagikan minuman ke massa.

“Yang penting adem. Indonesia harus damai,” ucapnya.

Momen sederhana itu menunjukkan: masih ada ruang dialog, meski luka kolektif rakyat belum sembuh.

Polisi: Dari Persuasif ke Bentrok

Kepolisian menyebut aksi massa memburuk akibat kelompok tak dikenal yang menyerang dengan kayu, petasan, hingga molotov.

  • Molotov bahkan diarahkan ke SPBU, memicu bahaya kebakaran.

  • Kapolda Metro menegaskan, gas air mata hanya boleh dipakai terbatas.

  • Kabid Humas Polda menambahkan: “Kami imbau dan patroli. Tapi jika ada molotov, itu ancaman serius.”

Presiden Turun Tangan

Di tengah eskalasi, Presiden Prabowo Subianto angkat suara dari Hambalang.

Ia menyampaikan belasungkawa mendalam untuk keluarga Afan, menjamin perhatian negara, dan menegaskan proses hukum transparan.

“Saya kecewa dengan tindakan berlebihan aparat. Insiden ini harus diusut tuntas. Jika ada pelanggaran, pelakunya akan ditindak sekeras-kerasnya.”

Namun, ribuan orang di jalan belum merasa cukup. Mereka menuntut bukti nyata, bukan sekadar janji.

Menimbang Arah ke Depan

Tragedi Afan membuka luka lebih dalam:

  • Ekonomi rakyat yang makin sulit

  • Jurang ketidakadilan sosial

  • Erosi kepercayaan terhadap aparat & DPR

Pertanyaan besar kini menggantung:

  • Apakah negara benar-benar hadir, atau sekadar memberi janji?

  • Apakah tragedi Afan jadi pelajaran, atau bara api yang terus menyala?

Sejarah kini sedang ditulis di jalan-jalan Jakarta dan kota besar Indonesia. Dari seorang driver ojol bernama Afan, rakyat menagih jawaban: sejauh mana nyawa dihargai dalam negeri ini?

Konsep Infografis Pendukung

  1. Timeline Kronologi Tragedi Afan

    • 25 Agustus: Awal unjuk rasa → DPR berjoget

    • 28 Agustus: Afan tewas di Pejompongan

    • 29 Agustus: Arak-arakan jenazah → kerusuhan di Jakarta

    • 30 Agustus: Aksi meluas ke berbagai kota

  2. Peta Gelombang Aksi Nasional

    • Jakarta (pusat kerusuhan)

    • Bandung, Surabaya, Solo, Makassar, Gorontalo

  3. Tuntutan Massa

    • Usut tuntas kematian Afan

    • Reformasi kepolisian

    • Kritik DPR

    • Kesejahteraan rakyat

  4. Suara Negara vs Suara Jalanan

    • Presiden Prabowo: jaminan penyelidikan transparan & dukungan keluarga Afan

    • Massa: “Janji tidak cukup, kami butuh keadilan nyata”

 Laporan Investigatif Haluanberitarakyat.com

Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi

banner-website

Viral

Populer