Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Oleh Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi
Haluanberitarakyat.com | Jakarta, 15 Agustus 2025
Ruang sidang Nusantara DPR RI pada Jumat pagi itu tidak hanya menjadi saksi pidato kenegaraan tahunan. Kali ini, Presiden Prabowo Subianto menyalakan api visi besar bangsa lewat delapan agenda prioritas dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Bukan sekadar hitungan triliunan rupiah, apa yang ia sampaikan menyerupai peta jalan masa depan Indonesia—tentang pangan di meja rakyat, energi yang menerangi desa, gizi anak sekolah, hingga daya saing bangsa di pasar global.
Dengan Rp164,4 triliun, pemerintah menargetkan swasembada beras dan jagung. Sawah baru dicetak, pupuk disalurkan tepat sasaran, bibit unggul digulirkan, dan alat pertanian dimodernisasi.
“Produksi beras meningkat, stok di gudang pemerintah tembus 4 juta ton, harga stabil, dan petani makin sejahtera,” kata Presiden.
Bagi seorang petani di Indramayu, itu berarti pupuk datang tepat waktu. Bagi ibu rumah tangga di kampung, artinya harga beras tidak lagi melonjak setiap bulan.
Agenda kedua: Rp402,4 triliun untuk energi. Dua kata kunci, kata Prabowo, adalah kedaulatan dan keberlanjutan.
Subsidi energi dipastikan tepat sasaran. Sementara energi baru terbarukan—surya, hidro, panas bumi, hingga bioenergi—dipacu agar Indonesia tidak hanya mengejar dunia, tetapi menjadi pelopor energi bersih.
Di pelosok Papua, listrik desa bukan sekadar cahaya di malam hari, tapi juga simbol kehadiran negara.
Prabowo tegas: “Generasi unggul lahir dari tubuh sehat dengan gizi terpenuhi.”
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menelan Rp335 triliun, menjangkau 82,9 juta penerima manfaat: siswa sekolah, ibu hamil, hingga balita.
Efek domino terasa: UMKM katering hidup, nelayan dan peternak bergairah, lapangan kerja baru tercipta.
Sementara pendidikan mendapat porsi terbesar: Rp757,8 triliun. Dari beasiswa PIP, KIP Kuliah, hingga penguatan Sekolah Unggul Garuda.
“Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk memberantas kemiskinan,” tegasnya.
Dengan Rp244 triliun, pemerintah menjanjikan JKN untuk 96,8 juta jiwa, revitalisasi rumah sakit, hingga program Cek Kesehatan Gratis (CKG).
Di desa-desa, ini berarti puskesmas lebih layak, tenaga medis bertambah, obat tersedia tanpa harus antre berhari-hari.
“Desa adalah tulang punggung ekonomi kerakyatan,” ucap Prabowo.
Sebanyak 80 ribu Koperasi Merah Putih akan dibangun, memperkuat rantai pasok sembako, pupuk, dan logistik. Desa tidak lagi sekadar penonton pembangunan, tapi menjadi aktor utama ekonomi nasional.
Agenda keenam dan ketujuh menyentuh jantung kedaulatan.
Pertahanan rakyat semesta ditegakkan lewat modernisasi alutsista dan penguasaan rare earth.
Sementara percepatan investasi global digulirkan lewat Danantara Indonesia, dengan hilirisasi senilai USD 38 miliar dan pembangunan 3 juta rumah rakyat.
“Momentum inilah yang akan mengukuhkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global,” ujar Presiden dengan nada bergetar.
Total belanja negara dipatok Rp3.786,5 triliun dengan pendapatan Rp3.147,7 triliun. Defisit dijaga di 2,48% PDB. Pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh 5,4 persen, inflasi 2,5 persen, pengangguran turun, dan kemiskinan ditekan hingga 6,5 persen.
Di ujung pidato, Prabowo berdiri tegap. Suaranya bergetar namun tegas:
“Semangat gotong royong adalah kunci Indonesia merdeka, berdaulat, adil, dan makmur. Dirgahayu Republik Indonesia! Merdeka!”
Sorak sorai menggema. Pidato itu bukan hanya retorika, tetapi janji yang harus diwujudkan—dari sawah hingga laboratorium, dari desa hingga kota, dari rakyat kecil hingga panggung dunia.
Indonesia menatap 2026 bukan sekadar dengan optimisme, melainkan dengan agenda konkret untuk menjadi bangsa unggul dan berdaulat
Haluanberitarakyat.com
Oleh Mohamad Rohman, Pemimpin Redaksi