Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Oleh: Haluanberitarakyat.com | Senin, 11 Agustus 2025 | 11:43 WIB
Jakarta – Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia menorehkan capaian bersejarah dalam sektor pangan. Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa cadangan pangan pemerintah kini berada pada level tertinggi sepanjang sejarah, menandai babak baru kedaulatan pangan nasional.
“Alhamdulillah, arah kita di bidang pangan cukup berhasil. Cadangan yang ada di pemerintah sekarang terbesar sepanjang sejarah. Nilai tukar petani juga meningkat,” ujar Presiden Prabowo, Sabtu (9/8/2025).
Capaian ini bukan sekadar angka di atas kertas. Ia lahir dari kerja sama lintas sektor—mulai dari Kementerian Pertanian, TNI, Polri, Kejaksaan, hingga Kementerian Keuangan—yang bergerak selaras menjaga stabilitas pasokan pangan. Prabowo juga mengapresiasi transisi kepemimpinan yang mulus dari Presiden Joko Widodo, yang menjadi fondasi keberlanjutan program pangan nasional.
Bagi Presiden, pangan bukan sekadar kebutuhan harian, melainkan simbol kemerdekaan sejati.
“Saya tidak pernah percaya bahwa suatu bangsa bisa merdeka kalau dia tidak bisa produksi pangannya sendiri. Kalau kita bisa amankan pangan kita, kita bisa jamin rakyat makan setiap hari, setiap bulan, setiap tahun,” tegasnya.
Peringatan juga ia sampaikan terhadap aktor ekonomi yang hanya mementingkan keuntungan pribadi. “Bila perlu rakyat dimiskinkan terus agar mereka bisa mengisap kekayaan kita. Tapi kita di sini bukan anak-anak kecil. Kita tidak bisa dibohongi, tidak bisa ditipu lagi,” ujarnya, menandai sikap tegas pemerintah terhadap spekulan pangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi beras Januari–Juni 2025 mencapai 19,16 juta ton, meningkat 13,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Proyeksi untuk triwulan III juga optimistis, dengan potensi produksi 9,08 juta ton, naik 11,17 persen dari tahun sebelumnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut, sektor pertanian kini menjadi “tulang punggung” ekonomi nasional.
“Di tengah ketidakpastian global, sektor pertanian tampil sebagai penyelamat. Kontribusinya terhadap PDB mencapai 13,83 persen—terbesar kedua setelah industri pengolahan,” ungkap Amran.
Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di triwulan II-2025 juga mencatat rekor tertinggi: 13,53 persen, dengan lonjakan nilai tambah dari Rp361,5 triliun menjadi Rp410,4 triliun.
Bagi pemerintah, kemandirian pangan bukan sekadar jargon politik. Di bawah arahan Presiden Prabowo, strategi diarahkan pada keberpihakan kepada petani, pembangunan infrastruktur pertanian, dan kebijakan yang langsung menyentuh lapangan.
“Pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan berdaulat adalah harga mati,” tegas Amran, menutup pernyataannya.
Dengan cadangan pangan yang kokoh, produksi yang terus meningkat, dan komitmen lintas sektor yang solid, Indonesia tampak siap menapaki jalan panjang menuju kedaulatan pangan—sebuah fondasi kuat untuk memastikan kemerdekaan yang sesungguhnya. {RED}