Ijtima Jamaah Tabligh Internasional di Lampung: Antara Dakwah Luhur dan Bayang-bayang Politik Praktis

Sabtu, 9 Agustus 2025 07:24:32

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Haluanberitarakyat.com. Lampung – Rencana besar pelaksanaan Ijtima Jamaah Tabligh (JT) tingkat internasional di Provinsi Lampung pada Agustus 2025 mendatang menjadi sorotan publik. Di tengah antusiasme umat Islam yang menantikan perhelatan akbar ini, muncul pula kekhawatiran dari sejumlah tokoh dan masyarakat akan potensi diboncengi kepentingan politik — baik di tingkat lokal, nasional, maupun bahkan politik transnasional.

Jamaah Tabligh, yang kerap disebut jaula, dikenal sebagai kelompok dakwah Islam yang mengajak umat untuk menegakkan salat di awal waktu, memakmurkan masjid, dan memperkuat silaturahim. Aktivitas mereka terbilang konsisten: bergerak dari masjid ke masjid, singgah di rumah warga untuk mengajak ke masjid, hingga bermalam di rumah ibadah demi mendalami ceramah dan diskusi keislaman versi mereka.

“Tidak ada yang salah secara eksplisit dari ajaran ini. Bagi yang yakin, silakan ikut; yang tidak, juga tidak dipaksa. Islam di Indonesia sendiri sudah mengenal banyak fiqah dan firqah. Bahkan Nabi pernah bersabda, kelak umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan. Jadi, mau masuk yang mana, itu hak masing-masing,” ujar salah satu pemerhati keagamaan di Lampung.

Yang menarik, Jamaah Tabligh secara prinsip menegaskan diri jauh dari urusan politik. Fokus mereka adalah syiar agama, bukan perebutan kekuasaan. Namun, persoalan muncul ketika suatu kegiatan religius berskala besar—dengan ribuan peserta dari berbagai negara—berpotensi menjadi magnet bagi pihak-pihak yang berkepentingan di luar ranah dakwah.

Kekhawatiran yang Muncul

Bukan soal amaliah atau ketauhidan yang menjadi sorotan, melainkan risiko penyusupan agenda politik. Indonesia telah berkali-kali menjadi saksi bagaimana simbol-simbol agama dijadikan kendaraan politik praktis. Fenomena politik identitas ini, menurut pengamat, bukan peristiwa spontan.

Menjelang setiap pesta demokrasi, selalu saja muncul kelompok yang mencoba mengubah arah ideologi negara: dari Pancasila ke sistem khilafah, atau menjadikan NKRI bersyariat. “Apa pun bentuknya, itu adalah agenda politik yang berseberangan dengan cita-cita pendiri bangsa,” tegas seorang aktivis pemuda di Bandar Lampung.

Menjaga Keutuhan NKRI

Para tokoh masyarakat mengingatkan pentingnya antisipasi sejak dini. Keutuhan bangsa harus tetap dijaga sesuai amanat pembukaan dan batang tubuh UUD 1945. “Semoga acara saudara-saudara kita nanti berjalan lancar, sukses, dan tetap fokus pada dakwah yang luhur. Jangan sampai ada pihak yang membelokkannya untuk kepentingan politik praktis,” ujar FR, salah satu ulama di Lampung, saat berbincang dengan wartawan media ini.

Mudarat dan Manfaat

Dari sisi positif, lokasi pelaksanaan Ijtima—kompleks perkantoran baru Pemda Lampung di Kota Baru—akan hidup kembali. Selama ini, kawasan tersebut mangkrak dan bahkan pernah disalahgunakan untuk aktivitas maksiat. Kehadiran ribuan ulama dan jamaah dari berbagai negara, seperti India dan Pakistan, diharapkan mampu mengubah wajah kawasan itu menjadi pusat kegiatan religius yang damai.

Namun, potensi mudaratnya juga nyata. Jika ada pihak yang memanfaatkan momentum ini untuk menggerakkan agenda politik, maka bukan hanya dakwah yang ternodai, tetapi juga persatuan bangsa yang terancam.

Harapan untuk Moderasi

Lampung, dan Indonesia secara keseluruhan, diharapkan tetap menjadi rumah bagi umat yang moderat. Dakwah harus berdiri di atas fondasi cinta tanah air. Sebagaimana ditegaskan oleh KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, Hubbul Wathon Minal Iman — cinta tanah air adalah bagian dari iman.

Ijtima Jamaah Tabligh di Lampung tahun ini mungkin akan tercatat dalam sejarah bukan hanya karena skala internasionalnya, tetapi juga sebagai ujian kedewasaan umat dalam menjaga kemurnian dakwah dari bayang-bayang politik praktis. {JP}

banner-website

Viral

Populer