Menyatukan Iman, Menjaga Indonesia: Polri Gelar Doa Bersama Lintas Agama Sambut Hari Bhayangkara ke-79

Selasa, 1 Juli 2025 01:16:59

Pendidikan

Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa

Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…

Oleh HaluanBeritaRakyat.com | Mohamad Rohman

Jakarta, 30 Juni 2025, Di tengah hiruk pikuk perbedaan dan tantangan zaman, secercah cahaya persatuan terpancar dari jantung institusi keamanan negara. Bertempat di Auditorium Mutiara STIK Lemdiklat Polri, Senin siang (30/6), Kepolisian Negara Republik Indonesia menggelar Doa Bersama Lintas Agama dalam rangka menyambut Hari Bhayangkara ke-79 — sebuah ritual kebangsaan yang menggetarkan nurani.

Dengan dihadiri lebih dari 1.200 peserta dari berbagai latar belakang agama, termasuk TNI-Polri, tokoh masyarakat, mahasiswa, organisasi kepemudaan, serta unsur masyarakat umum, kegiatan ini tak hanya menjadi forum doa, tetapi juga panggung kebhinekaan yang hidup. Hadir pula 200 anak yatim piatu lintas agama—simbol kehadiran Polri sebagai pelindung semua lapisan masyarakat.

Polri untuk Masyarakat: Refleksi dan Afirmasi

Brigjen Pol. Erthel Stephan, S.H., S.I.K., M.Si., Kepala Biro Dalpers SSDM Polri sekaligus ketua penyelenggara, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan cerminan tema besar Hari Bhayangkara 2025: “Polri untuk Masyarakat.”

“Doa bersama lintas agama ini bukan sekadar seremoni, tapi perwujudan bahwa warna Polri adalah warna Indonesia—beragam namun satu tujuan: melayani dan menjaga masyarakat,” ujarnya dalam sambutan yang disambut hangat peserta lintas iman.

Tak sekadar spiritual, peringatan Hari Bhayangkara ke-79 juga diwarnai berbagai kegiatan inklusif: anjangsana sosial, lomba edukatif, pertandingan olahraga, hingga bazar UMKM, yang berpuncak pada upacara nasional 1 Juli 2025 di Lapangan Monas.

Ruang Iman, Ruang Persatuan

Dalam suasana khidmat, tokoh-tokoh agama dari enam keyakinan besar di Indonesia—Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu—bergiliran memimpin doa. Satu panggung, banyak suara, satu harapan: Indonesia yang damai dan bersatu.

Ustadz Adi Hidayat, Lc., M.A., Ph.D., Wakil Ketua I Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang hadir sebagai penceramah kebangsaan, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Polri yang dinilainya “tidak hanya menjaga keamanan fisik, tapi juga merawat tenunan batin bangsa.”

“Doa lintas agama ini adalah ikhtiar mulia untuk menjahit kembali benang-benang persatuan yang kadang mulai renggang. Polri menunjukkan bahwa kekuatan sejati bangsa ini lahir dari keberagaman yang dirawat bersama,” tegasnya.

Lebih dari Seremoni: Polri Perekat Bangsa

Di era di mana intoleransi kerap mencuat di ruang publik, kegiatan ini menjadi penegasan peran Polri bukan semata sebagai penegak hukum, tapi sebagai penjaga kohesi sosial.

Langkah Polri dalam merawat kerukunan melalui kegiatan seperti ini patut dicatat sebagai praktik baik (best practice) dalam membangun sinergi antara institusi negara dan masyarakat lintas iman.

Di tengah suasana penuh haru dan doa, tersirat harapan yang sama: agar Bhayangkara tetap menjadi garda terdepan dalam menjaga Indonesia—bukan hanya aman, tetapi juga damai dalam keberagaman.

banner-website

Viral

Populer