“Perang yang Tak Pernah Usai: 172 Serangan Diblokir, Tapi Jaringan Narkoba Terus Bermutasi”

Selasa, 24 Juni 2025 01:52:35

Pendidikan

“Laptop Rp9,9 Triliun: Bayang-Bayang Skandal di Balik Digitalisasi Sekolah Era Nadiem Makarim”

Proyek pengadaan 1,1 juta laptop di masa pandemi Covid-19 kini menyeret mantan Mendikbud Ristek Nadiem…

  Bea Cukai dan BNN menggelar konferensi pers pengungkapan kasus-kasus tindak pidana narkotika periode April hingga Juni 2025 di Kantor Pusat Bea Cukai, pada Senin (23/6/2025). Foto: Amiri Yandi/InfoPublik.ID

Oleh: Mohamad Rohman

JAKARTA — Selasa, 24 Juni 2025 | 03:47 WIB. Di balik angka dan statistik, ada kenyataan pahit yang terus membayangi negeri ini: perang melawan narkoba belum berakhir. Dan sepanjang April hingga Juni 2025, negara kembali menggagalkan 172 kasus penyelundupan narkotika—sebuah sinyal bahwa ancaman ini kian sistematis dan terorganisir.

Bersama dalam satu garis depan, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menebar jaring, membongkar gudang-gudang tersembunyi, menyusup ke balik dinding truk, hingga mengintai pengiriman kecil yang menyaru dalam paket ekspedisi. Hasilnya: lebih dari 683 kilogram narkotika berbagai jenis berhasil diamankan. 285 tersangka ditangkap. Dan satu pesan kembali ditegaskan: negara tidak tinggal diam.

“Kami tak hanya mengejar pelaku, tapi juga mematikan jalur distribusi dan memiskinkan jaringan,” tegas Brigjen Pol. Budi Wibowo, Plt. Deputi Pemberantasan BNN RI, dalam konferensi pers bersama Bea Cukai di Jakarta, Senin (23/6).

Jalur Gelap, Modus Baru, dan Uang Kotor

Barang bukti narkotika yang disita bukan hanya sabu dan ganja—tetapi juga ekstasi, THC, hashish, hingga amfetamin. Nilainya tak hanya mengancam kesehatan publik, tetapi juga menggoyang sistem keuangan lewat Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

“Kami menyita aset senilai lebih dari Rp26 miliar dari dua jaringan yang dicurigai melakukan TPPU. Narkoba ini bukan hanya bisnis gelap, tapi mesin pembiayaan kriminal lintas negara,” imbuh Budi.

Dari Jalanan ke Bandara, dari Truk ke Wisatawan Asing

Peta kejahatan narkotika tak lagi mengenal batas. Berikut sebagian kecil dari 11 kasus besar yang diungkap:

  • Jaringan Meidi dari Aceh menyembunyikan sabu dalam karung teh Tiongkok di bak truk.

  • Paket shockbreaker berisi sabu dari Malaysia masuk lewat bandara.

  • Pengiriman ganja dari Gayo Lues ke Deli Serdang, menyaru dalam kendaraan umum.

  • Warga asing di Bali menyimpan hashish dan THC di rumah vila.

  • Penyelundupan sabu dalam tubuh melalui Bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

  • Ekstasi dan sabu di Tegal, dikirim dengan modus semen jendela.

“Mereka mengubah wajah. Kadang pengusaha. Kadang kurir. Bahkan kadang ibu rumah tangga. Inilah kejahatan yang menyamar sebagai keseharian,” ujar Nirwala Dwi Heryanto, Direktur Komunikasi Bea Cukai.

Sinergi yang Mewujud Nyata

Pemberantasan narkotika tak bisa dilakukan satu lembaga. Dari hulu hingga hilir, BNN dan Bea Cukai bersinergi dengan Kepolisian, Balai Karantina, jasa ekspedisi, hingga pengelola pelabuhan dan bandara. Semua di bawah koordinasi Desk Pemberantasan Narkoba.

“Ini bukan sekadar kerja bareng. Ini kerja cerdas, kolaboratif, dan strategis. Kami tidak bisa bekerja sendiri menghadapi sindikat transnasional yang selalu selangkah lebih licik,” ujar Nirwala.

Bea Cukai, lanjutnya, tak hanya bertugas di perbatasan. Tapi kini aktif dalam intelijen, patroli laut, digital forensik, hingga controlled delivery—pengiriman yang diawasi untuk menangkap penerima akhir.

Ancaman Nyata, Hukum Tegas Menanti

Pasal-pasal dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika siap dikenakan terhadap para tersangka. Ancaman hukuman bukan main-main: pidana mati, penjara seumur hidup, hingga hukuman 20 tahun bagi para pelaku.

Namun lebih dari itu, semua ini adalah perang mempertahankan masa depan generasi.

“Setiap gram sabu yang berhasil disita, berarti satu nyawa mungkin diselamatkan. Setiap truk yang dihentikan, berarti satu kota mungkin lolos dari kehancuran,” kata Budi penuh tekanan.

Epilog: Perang Belum Usai, Tapi Kita Tak Pernah Sendiri

Dalam dunia bawah tanah yang tak mengenal belas kasih, negara terus mengirim pesan: kita hadir, kita lawan. Di balik angka 683.885,79 gram dan 285 tersangka, tersimpan ribuan harapan keluarga, anak-anak, dan masa depan yang lebih bersih.

Perang ini belum berakhir. Tapi kita tahu siapa yang kita hadapi, dan kita tahu apa yang harus kita pertahankan.

banner-website

Viral

Populer