Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Presiden Prabowo Subianto meninggalkan Singapura pada Senin malam, 16 Juni 2025 melalui Pangkalan Udara Paya Lebar Air Base sekitar pukul 22.45 waktu setempat. Foto: BPMI Setpres/Cahyo
Oleh Redaksi HaluanBeritaRakyat.com | Mohamad Rohman
Singapura–Moskow, 17 Juni 2025 – Dalam langkah diplomasi beruntun yang sarat makna simbolik dan strategis, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melanjutkan lawatan luar negerinya dari Singapura menuju Rusia. Lepas landas dari Pangkalan Udara Paya Lebar Air Base pada Senin malam pukul 22.45 waktu setempat, Presiden Prabowo tidak sekadar berpindah lokasi, tetapi membawa serta misi besar: meneguhkan posisi Indonesia di percaturan global.
“Ini bukan sekadar kunjungan biasa. Dari Asia Tenggara menuju Eropa Timur, Presiden Prabowo membentangkan peta diplomasi baru Indonesia: aktif, hormat, dan berpengaruh,” ujar Seskab Teddy Indra Wijaya, yang turut mendampingi dalam penerbangan menuju Rusia.
Selama dua hari di Singapura, Presiden Prabowo menjalani sejumlah agenda kenegaraan yang mempertegas hubungan bilateral kedua negara. Dimulai dari upacara penyambutan kenegaraan yang hangat di Parliament House hingga pertemuan Leaders’ Retreat dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong, Prabowo menunjukkan gestur kenegaraan yang bersahabat namun visioner.
Dalam forum bilateral tahunan tersebut, Prabowo menyampaikan komitmen kuat untuk memperkuat kemitraan strategis di bidang pertahanan, teknologi hijau, dan ketahanan pangan. Bahkan, sejumlah proyek bersama akan segera diluncurkan, termasuk kolaborasi pertahanan maritim dan pertukaran riset militer.
“Leaders’ Retreat kali ini menjadi tonggak penting. Kita membahas hal yang lebih konkret—bukan hanya hubungan politik, tapi kerja sama teknologi, pangan, hingga sistem pertahanan kawasan,” ujar sumber internal Kemenlu yang turut hadir dalam pertemuan.
Momen personal mengharukan juga menghiasi kunjungan tersebut. Presiden Prabowo diberikan kehormatan memberi nama pada anggrek hasil persilangan: Paraphalanthe Dora Sigar Soemitro, sebagai penghormatan kepada ibunda tercintanya yang wafat pada 2006.
“Presiden memilih nama tersebut bukan semata simbol, tapi bentuk nilai: bahwa setiap langkah diplomasi adalah warisan, sejarah, dan rasa hormat terhadap keluarga dan tanah air,” ucap Seskab Teddy.
Selepas agenda di Singapura, Prabowo bertolak menuju Rusia atas undangan langsung Presiden Vladimir Putin. Di negeri Beruang Merah itu, Prabowo dijadwalkan menjadi pembicara utama dalam St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025, forum strategis dunia yang sejajar dengan Davos.
“Undangan ini bukan hal biasa. Di tengah konstelasi global yang berubah cepat, Indonesia dipercaya jadi suara penting dalam geopolitik energi, perdamaian, dan ketahanan global,” kata Prof. Yusril Mahendra, pakar hukum internasional.
Selain SPIEF, kunjungan ke Rusia akan mencakup dialog bilateral soal energi, pertahanan, pangan, dan sistem pembayaran bilateral di tengah dinamika dedolarisasi yang sedang menguat di kawasan Eurasia.
Keberangkatan dari Singapura menuju Rusia bukan hanya agenda diplomatik. Itu adalah narasi besar: Indonesia yang bangkit, tampil, dan diperhitungkan. Prabowo tak hanya mewakili negara, tapi membawa harapan baru bahwa negeri ini bisa memimpin percakapan dunia—tentang perdamaian, ketahanan pangan, teknologi pertahanan, dan posisi strategis di antara Barat dan Timur.
Lawatan Presiden Prabowo kali ini mencerminkan paradigma diplomasi yang aktif dan taktis, bukan hanya menjalin hubungan baik, tetapi menegosiasikan masa depan global yang lebih adil bagi negara berkembang. Saat dunia terpolarisasi oleh konflik dan ketidakpastian, Indonesia melangkah tegas—menawarkan keseimbangan.
INFOGRAFIS PENDUKUNG (opsional untuk publikasi daring/cetak):
PETA PERJALANAN: Jakarta – Singapura – Moskow
AGENDA INTI:
Singapura: Upacara kenegaraan, Leaders’ Retreat, Diplomasi simbolik
Rusia: SPIEF 2025, Pertemuan dengan Vladimir Putin, Agenda kerja sama energi dan pertahanan
PROYEK STRATEGIS:
Kolaborasi teknologi pertahanan Singapura-Indonesia
Kerja sama migas dan pertahanan bilateral Indonesia–Rusia