Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Presiden Prabowo Subianto menyaksikan pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2026 antara Indonesia dan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Kamis, 5 Juni 2025 Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr
Oleh: Redaksi Haluanberitarakyat.com | Mohamad Rohman
Jakarta, 6 Juni 2025 — Stadion Gelora Bung Karno bergemuruh. Ribuan suporter memekikkan harapan, merah putih berkibar di langit malam Jakarta, dan Timnas Indonesia mencetak sejarah — menang 1-0 atas China dalam laga krusial Kualifikasi Piala Dunia 2026. Tapi di balik sorak sorai kemenangan, Presiden Prabowo Subianto hadir membawa pesan penyeimbang: syukuri kemenangan, tapi jangan lengah — perjalanan belum selesai.
“Kita bersyukur, kita berhasil. Tapi tantangan belum berakhir. Lawan Jepang akan jadi ujian sesungguhnya. Siapa tahu, kali ini kita beruntung masuk Piala Dunia,” ujar Presiden Prabowo tegas, dalam pernyataannya usai menyaksikan langsung pertandingan, Kamis malam (5/6), di SUGBK.
Kehadiran Presiden di tengah puluhan ribu pendukung timnas bukan hanya seremoni — itu adalah gestur politik kebangsaan. Sebuah pengakuan bahwa sepak bola bukan sekadar olahraga, tapi medan perjuangan harga diri bangsa.
Usai pertandingan, Presiden menghampiri para pemain dan pelatih. Dengan senyum dan tepukan di bahu, ia menyampaikan apresiasi secara langsung — sebuah momen simbolik bahwa negara hadir, bahwa pemimpin tertinggi ikut merasakan denyut nadi rakyat.
“Saya ucapkan selamat. Kalian luar biasa. Tapi jangan puas. Masih ada Jepang,” kata Presiden kepada para pemain, termasuk Ole Romeny, pencetak gol tunggal lewat penalti di akhir babak pertama.
Suasana SUGBK malam itu memang bukan hanya milik mereka yang di lapangan. Itu milik seluruh rakyat Indonesia. Dan ketika Presiden hadir di tengah euforia itu, ia membawa napas kepemimpinan: kemenangan tidak boleh menjadikan kita lengah.
Ketua Umum PSSI Erick Thohir memperkuat pesan Presiden. Dalam keterangannya, ia meminta semua pihak tetap realistis. Dengan koleksi 12 poin, posisi Indonesia di peringkat keempat Grup C masih rawan.
“Jangan euforia dulu. Masih tergantung hasil antara Saudi dan Bahrain. Kita harus tetap fokus, apalagi nanti lawan Jepang,” ungkap Erick.
Ia juga memastikan bahwa persiapan terus berjalan. Uji coba melawan Lebanon dan Kuwait sudah dirancang untuk menyambut putaran keempat, di mana potensi laga digelar di Timur Tengah, termasuk Qatar atau Arab Saudi.
“Kalau main di Qatar atau Saudi? Siapa takut. Kita harus datang ke sana dan rebut bendera!” tegasnya penuh semangat.
Kemenangan atas China bukan sekadar skor. Itu adalah sinyal bahwa Indonesia tak lagi inferior di panggung Asia. Bahwa Garuda sudah belajar terbang di udara yang lebih tinggi. Tapi seperti dikatakan Presiden Prabowo, “perjalanan belum selesai.”
Rakyat Indonesia boleh berharap. Tapi harapan itu harus dikawal dengan kerja keras, strategi matang, dan mental juara. Seperti filosofi kepemimpinan Prabowo: kuat bukan yang paling keras, tapi yang paling tahan menghadapi ujian.
Kemenangan semalam adalah refleksi dari mimpi kolektif bangsa. Tapi seperti dikatakan Presiden Prabowo: syukur harus dibarengi dengan kesadaran bahwa jalan ke Piala Dunia masih panjang. Di tengah euforia, bangsa ini butuh pemimpin yang menyejukkan, bukan hanya membakar. Dan semalam, Prabowo hadir — bukan hanya sebagai penonton, tapi sebagai penyeimbang harapan.