Sekolah Dilarang Menahan Ijazah: Jawa Barat Wajib Lindungi Hak Pendidikan Siswa
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Opini | Oleh: Mohamad Rohman – Pemimpin Redaksi HaluanBeritaRakyat.com Bekasi, 8 Juli 2025 “Ijazah bukan…
Oleh: Mohamad Rohman | haluanberitarakyat.com
Presiden Prabowo dan Bill Gates bahas penguatan kerja sama global melalui Dana Filantropi Indonesia—Danantara Trust Fund—untuk pendidikan, sanitasi, dan kesejahteraan rakyat.
Jakarta, 7 Mei 2025 — Suasana tenang di Istana Merdeka menjadi saksi pertemuan dua tokoh berpengaruh dunia: Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan pendiri Gates Foundation, Bill Gates. Namun pertemuan ini bukan sekadar ajang diplomasi. Lebih dari itu, pertemuan ini adalah awal dari cita-cita besar: menjadikan Indonesia sebagai pusat filantropi Asia Tenggara melalui pembentukan Danantara Trust Fund.
Presiden Prabowo dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi internasional untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan nasional. Gates Foundation, yang dikenal luas atas kontribusinya di bidang kesehatan dan pendidikan global, dinilai sebagai mitra strategis yang sejalan dengan agenda prioritas pemerintah Indonesia.
Salah satu pilar utama yang dibahas adalah pengembangan Danantara Trust Fund, sebuah inisiatif baru di bawah koordinasi Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara. Dana ini dirancang bukan hanya sebagai platform distribusi bantuan, tetapi sebagai motor perubahan sosial yang menyentuh langsung kehidupan rakyat.
“Kami tidak ingin bantuan sosial hanya bersifat simbolis atau sementara. Lewat Danantara, kami ingin menciptakan dampak nyata dan berkelanjutan,” ujar Rosan Roeslani, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala BPI Danantara, dalam konferensi pers usai pertemuan.
Menurut Rosan, Indonesia telah menyusun peta jalan pembentukan Danantara Trust Fund, dengan komitmen awal senilai 100 juta dolar AS. Targetnya ambisius namun realistis: dalam waktu lima hingga enam tahun, dana tersebut diperkirakan dapat mencapai 1 miliar dolar AS atau lebih dari Rp16 triliun.
Dana ini akan dialokasikan untuk pendidikan inklusif, akses sanitasi layak, serta program peningkatan taraf hidup, terutama bagi kelompok rentan dan masyarakat di daerah tertinggal.
“Kami sudah mulai membahas secara intensif dengan Gates Foundation. Harapannya, mereka turut serta dalam pendanaan bersama. Kita ingin ini menjadi kolaborasi global yang terbuka, transparan, dan berdampak luas,” jelas Rosan.
Rosan menegaskan bahwa program ini dirancang mengikuti standar tata kelola internasional. Dua perwakilan Gates Foundation telah ditunjuk untuk melanjutkan diskusi teknis bersama tim Indonesia. Langkah ini menunjukkan keseriusan kedua pihak dalam membangun kepercayaan dan efektivitas jangka panjang.
Bukan hanya donasi, Danantara Trust Fund juga membuka pintu bagi partisipasi sektor swasta, BUMN, dan filantropis dunia. Rosan mengajak para pelaku usaha Indonesia untuk berhenti memandang CSR sebagai kewajiban rutin, dan mulai melihatnya sebagai alat transformasi sosial yang terstruktur dan berdampak luas.
“Kami ingin menyatukan kekuatan. BUMN dan sektor swasta punya program CSR, dan kami ingin mereka terkoordinasi agar manfaatnya tidak tercecer, tapi mengalir terarah dan berkesinambungan,” tegasnya.
Danantara Trust Fund bukan sekadar bentuk bantuan, melainkan model baru keadilan sosial yang terukur. Dengan pendekatan akuntabel dan pelibatan media sebagai pengawas publik, program ini akan memungkinkan masyarakat memantau secara langsung setiap alokasi dan dampaknya.
“Ini akan dilakukan secara terbuka dan transparan. Kita ingin menarik bukan hanya donatur dari Indonesia, tapi juga dari ASEAN dan negara-negara sahabat. Dan media akan jadi mitra utama dalam pengawasan,” ucap Rosan.
Pertemuan Prabowo dan Bill Gates menandai babak baru diplomasi sosial Indonesia. Di tengah tantangan global, Indonesia tidak hanya ingin menjadi penerima bantuan, tetapi pengelola filantropi yang berdaulat dan bertanggung jawab. Danantara Trust Fund adalah wujud konkret dari ambisi itu.
Jika terealisasi, Indonesia bukan hanya akan menjadi tuan rumah bagi kolaborasi internasional, tetapi juga mercusuar baru bagi dunia yang lebih adil dan manusiawi.